Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Pertahanan rudal Israel yang terdiri dari sistem Arrow untuk ancaman jarak jauh hingga Iron Dome untuk ancaman yang lebih lambat dan kurang kompleks, dirancang khusus untuk menghadapi rudal balistik berpemandu dari Iran serta roket tak berpemandu.
Sebaliknya, di Indo-Pasifik, AS dan sekutunya mengandalkan sistem pertahanan rudal seperti Patriot, THAAD, dan Aegis berbasis laut.
Rudal balistik jarak menengah China, seperti DF-26, memiliki akurasi hingga 150 meter dan dapat mencapai target seperti Guam, lokasi fasilitas militer utama AS di kawasan tersebut.
Baca Juga: Klaim Amerika: Kapal Perang AS Bantu Mencegat Rudal Iran yang Menyerang Israel
Pentagon memperkirakan China memiliki beberapa ratus rudal jenis ini. Di sisi lain, rudal Iran, seperti Fattah-1, lebih akurat dengan akurasi dalam puluhan meter, tetapi jangkauannya jauh lebih pendek.
Malcolm Davis dari Australian Strategic Policy Institute menekankan bahwa kemampuan rudal China melampaui Iran. Serangan rudal China kemungkinan akan dikoordinasikan dengan serangan anti-satelit dan perang siber, yang akan memperumit upaya pertahanan di Indo-Pasifik.
"Sistem pertahanan udara dan rudal terpadu Barat di Indo-Pasifik akan lebih sulit menghadapi serangan rudal besar-besaran dari China, yang mungkin melibatkan ratusan hingga ribuan rudal, dibandingkan dengan serangan Iran," kata Davis.