kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemutusan internet hingga mogok kerja mewarnai Sudan pasca kudeta


Senin, 08 November 2021 / 13:22 WIB
Pemutusan internet hingga mogok kerja mewarnai Sudan pasca kudeta
ILUSTRASI. Seseorang yang mengenakan bendera Sudan berdiri di depan tumpukan ban yang terbakar selama protes menentang kekuasaan militer di Khartoum, Sudan, 21 Oktober.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Layanan internet hampir sepenuhnya terganggu sejak kudeta 25 Oktober. Jangkauan telepon juga tidak merata. Kehidupan sehari-hari hampir terhenti setelah pengambilalihan, tetapi toko-toko, jalan dan beberapa bank telah dibuka kembali.

Berbicara pada konferensi pers pertamanya sejak pengambilalihan kekuasaan pada Rabu (27/10), Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan yang memimpin kudeta mengatakan, penggulingan kekuasaan dilakukan demi mencegah perang saudara.

Jenderal Burhan mengatakan, militer tidak memiliki pilihan lain selain membungkam para politisi yang menghasut orang-orang untuk melawan angkatan bersenjata.

Secara tegas, Burhan juga menyebut upayanya ini bukan merupakan kudeta. "Situasi bahaya yang kita lihat minggu ini bisa membawa negara ini ke dalam perang saudara," ungkap Burhan, seperti dikutip Reuters.

Unjuk rasa menentang pemerintah militer memburuk pada Selasa (26/10). Ribuan orang dilaporkan ikut serta dalam aksi unjuk rasa menentang pengambilalihan militer di jalan-jalan Khartoum dan Omdurman. Seorang pejabat kesehatan mengatakan, sedikitnya tujuh orang tewas akibat tembakan.

Burhan saat ini menyatakan, keadaan darurat di seluruh negeri dan memerintahkan militer Sudan untuk aktif menjaga keamanan. Ia berjanji untuk mengadakan pemilihan pada Juli 2023 dan menyerahkan pemerintahan ke pemerintah sipil.

Selanjutnya: Upaya kudeta di Sudan, perdana menteri dan pejabat tinggi ditangkap pihak militer




TERBARU

[X]
×