Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MYANMAR. Diskriminasi yang dialami masyarakat muslim Rohingya di Myanmar beberapa tahun terakhir ini cukup membuka mata dunia. Saat ini lebih dari satu juta pengungsi Rohingya tersebar di berbagai wilayah untuk mencari perlindungan.
Baru-baru ini dua orang tentara yang ditugaskan untuk membantai kaum muslim Rohingya buka suara terkait perlakuan mereka.
Kepada AP, kedua tentara itu mengakui kejahatan mereka dengan nada datar. Mereka mengakui segala tindakan seperti eksekusi, penguburan massal, pemusnahan desa, dan pemerkosaan.
Pada bulan Agustus 2017, mereka menerima perintah dari komandannya. Perintah komandannya cukup jelas,"Tembak semua yang Anda lihat dan yang Anda dengar," ungkap Myo Win Tun, salah satu tentara Myanmar yang bertugas saat itu.
Baca Juga: Malaysia batal jatuhi hukuman cambuk ke pengungsi Rohingya, ini alasannya
Sebagai seorang prajurit, ia tentunya menuruti perintah sang komandan. Saat itu 30 warga muslim Rohingya terbantai dan jasadnya dikuburkan secara massal di dekat menara sel dan pangkalan militer.
Di waktu yang hampir bersamaan, prajurit lain, Zaw Naing Tun, memaparkan situasi yang kurang lebih sama. Oleh komandannya ia diperintahkan untuk menyerang suku Rohingya.
"Bunuh semua yang Anda lihat, baik anak-anak atau orang dewasa. Kami memusnahkan seitar 20 desa," kata Zaw Naing Tun dalam wawancaranya dengan AP, dikutip Japan Times.
Video yang dirilis oleh AP ini memperlihatkan, untuk pertama kalinya, tentara Myanmar secara terbuka mengaku mengambil bagian dalam upaya genosida terhadap suku minoritas di negara tersebut.
Baca Juga: Suu Kyi: Pengadilan Dunia tak punya yurisdiksi kasus Rohingya