kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang dagang makin sulit ditebak ujungnya


Senin, 02 September 2019 / 15:25 WIB
Perang dagang makin sulit ditebak ujungnya
ILUSTRASI. Pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping saat KTT G20


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah berlangsung lebih dari satu tahun. Tensi perang dagang pun makin memanas secara dramatis pada bulan Agustus. 

Saat ini dunia sedang mengamati apakah perang tarif baru di akhir pekan ini akan membawa kedua negara ke meja perundingan. Atau malah malah makin merusak tatanan ekonomi global.

Baca Juga: Pengamat: Tak ada yang bisa jauh-jauh, China adalah pasar dunia

Dilansir dari CNN, pengenaan tarif terbaru yang diberlakukan Amerika Serikat dan China pada masing-masing negara mulai berlaku pada hari Minggu. Aksi ini dimulai setelah Washington mengumumkan pada awal Agustus bahwa mereka akan mengenakan tarif 10%, yang kemudian kemudian dinaikkan menjadi 15%, pada impor dari China senilai US$ 300 miliar. 

Beijing pun membalas dengan mengenakan tarif antara 5% hingga 10% untuk barang-barang dari AS senilai US$ 75 miliar.

Langkah terbaru Washington menargetkan produk-produk buatan China seperti TV dan pakaian jadi yang bisa merugikan konsumen Amerika. Dalam upaya untuk meminimalisir dampak pada musim liburan, pemerintah AS telah menunda implementasi kebijakan tersebut hingga 15 Desember.

Tarif tambahan ini diberlakukan karena kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global dan ketakutan akan resesi yang membuntuti negara. Investor dan eksekutif di seluruh dunia sangat membutuhkan tanda-tanda apakah kedua negara akan segera mencapai kesepakatan dagang, atau sebaliknya.

Baca Juga: Singapura memburu para talenta asing di bidang teknologi

Presiden AS Donald Trump sendiri enggan membocorkan apakah ada rencana pertemuan berikutnya dengan Presiden China Xi dalam waktu dekat. "Aku tidak bisa memberitahumu, tapi kami sedang berbicara dengan China. Aku tidak bisa memberitahumu apakah aku secara pribadi berbicara dengan Xi," kata Trump.

Pasar saham global menghabiskan minggu lalu dalam kegelisahan. Komentar Trump bahwa China ingin kembali ke meja perundingan sempat membantu pasar bergerak lebih tinggi. 

Tetapi tanggapan Beijing yang menyanggah klaim Trump, membuat pasar kembali lesu.

Baca Juga: Jack Ma punya buku yang kerap ia bawa setiap hari, apa itu?

Di saat Washington dan Beijing seharusnya mengadakan putaran pembicaraan perdagangan lagi pada bulan September ini, tidak ada pihak yang bisa memastikan kapan tepatnya pembicaraan itu akan berlangsung. 

Sementara Kementerian Perdagangan China menyarankan agar tarif baru yang dipasang Amerika Serikat harus dihapus terlebih dahulu agar kedua belah pihak dapat melakukan pembicaraan yang konstruktif.

"Masalah yang harus kita bahas adalah untuk membatalkan kenaikan tarif barang-barang China senilai US$ 550 miliar dan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dari perang perdagangan," kata juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng.

Baca Juga: Jepang perkuat pengamanan terhadap pulau-pulau yang disengketakan dengan China

Jeffrey Halley, analis pasar senior Asia Pasifik untuk Oanda mencatat bahwa rapuhnya pasar pada saat ini memang disebabkan oleh kekhawatiran melihat perkembangan kedua negara.

"Saya percaya pasar telah menafsirkan perkembangan baru-baru ini terlalu positif," tulis Iris Pang, ekonom ING.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×