kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,31   -0,24   -0.03%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perdamaian Israel & UEA akan menguntungkan Arab Saudi, bagaimana bisa?


Senin, 17 Agustus 2020 / 11:23 WIB
Perdamaian Israel & UEA akan menguntungkan Arab Saudi, bagaimana bisa?
ILUSTRASI. Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menjadi sosok penting dalam hubungan Arab Saudi dan Israel.


Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Normalisasi hubungan diplomatik antatra Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) masih jadi perbincangan hangat hingga hari ini. 

Arab Saudi rupanya jadi salah satu negara yang turut mengambil keuntungan dari perdamaian dua negara sahabatnya tersebut.

Kekuatan ekonomi terbesar di dunia Arab ini memang sejak lama sudah memiliki kedekatan tidak langsung dengan Israel. Keduanya kerap melakukan kerja sama diam-diam di tengah penolakan dari banyak pihak.

Membaiknya hubungan Israel dengan UEA dinilai akan memberikan keuntungan bagi Arab Saudi yang memang merupakan sekutu dekat UEA.

Dengan ini upaya hubungan tidak langsung antara Arab Saudi dan Israel akan semakin mudah dilakukan.

Baca Juga: Israel dan UEA mulai kerjakan vaksin corona sebagai bagian dari kesepakatan damai

"Normalisasi UEA-Israel cocok untuk memperluas bidang hubungan tidak langsung Saudi-Israel. Saya pikir interaksi Saudi-Israel akan meningkat melalui UEA," papar Aziz Alghashian, dosen Universitas Essex dengan spesialisasi kebijakan Saudi terhadap Israel, seperti dikuitp dari Channel News Asia.

Arab Saudi sebagai rumah dari situs suci Islam tentunya akan mengalami masalah serius jika terlihat memiliki hubungan dengan Israel. Bahkan keputusan UEA yang akhirnya berdamai dengan Israel saja sudah dianggap sebagai sebuah pengkhianatan terhadap Palestina.

Namun pada kenyataannya, Arab Saudi memang sudah membina hubungan baim dengan Israel sejak beberapa tahun terakhir. Hubungan baik ini dipelopori oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, di tengah Raja Salman menyurakan dukungan atas kemerdekaan Palestina.

Pangeran Mohammed sedang berupaya untuk menarik investasi asing masuk ke Arab Saudi demi kelancara program Vision 2030. Israel jadi salah satu negara yang dekat dengan investasi ini.

Baca Juga: Kesepakatan AS, UEA, dan Israel: Aneksasi Palestina hingga vaksin corona

Inti dari Vision 2030 adalah NEOM, rencana pembangunan megopolitan bernilai US$500 miliar di pantai barat Saudi. Menurut pengamatan, proyek ini membutuhkan keahlian Israel di bidang manufaktur, bioteknologi, hingga keamanan siber.

NEOM akan dibangun di dekat kota reso Israel di Eilat, di sepanjang perairan Laut Merah yang cukup sensitif secara geopolitik.

Proyek yang diumumkan pada tahun 2017 ini hingga sekarang terus dikembangkan dengan tujuan untuk membangun kawasan wisata baru dengan teknologi yang terpadu.

Dengan total area seluas kurang lebih 26.500 km2, NEOM jelas membutuhkan banyak dukungan dana dari para investor, terutama negara-negara teluk.

Walaupun belum terlihat dengan jelas, tapi banyak pengamat yang sudah memprediksi bahwa Saudi akan menggunakan momentum perdamaian ini untuk mendekatkan diri dengan Israel.

Sekarang Saudi masih harus mencari cara agar hubungannya dengan Israel tidak menimbulkan gejolak politik dan sosial di negaranya, maupun negara Islam lainnya.

Baca Juga: Presiden Iran: UEA sebaiknya berhati-hati, kesalahan besar bersepakat dengan Israel




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×