kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peringatan WHO: Adanya vaksin tidak berarti bebas dari Covid-19


Senin, 07 Desember 2020 / 10:13 WIB
Peringatan WHO: Adanya vaksin tidak berarti bebas dari Covid-19
ILUSTRASI. Dr. Mike Ryan, Kepala program darurat WHO.


Sumber: Euronews | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Beberapa waktu terakhir, kabar baik mengenai kehadiran vaksin virus corona semakin sering terdengar. Meskipun demikian, WHO memperingatkan dunia untuk tidak segera berpuas diri terlebih dahulu.

Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan bahwa vaksin bukanlah akhir dari Covid-19. Ia menilai perlu adanya sinergi semua pihak agar penyakit tersebut benar-benar bisa dihilangkan.

"Vaksin tidak berarti nol Covid-19. Vaksin dan vaksinasi akan menambah alat utama yang ampuh pada kekuatan yang kita miliki. Tapi mereka tidak akan melakukan pekerjaan itu sendiri. Kita harus menambahkan vaksin ke dalam strategi kesehatan masyarakat yang ada," ungkap Ryan yang hadir dalam Majelis Umum PBB, Sabtu (5/12).

Baca Juga: Kisah Moderna yang temukan formula vaksin corona hanya dalam 2 hari

Dikutip dari Euronews, pandangan yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Baginya, belum tepat jika menganggap bahwa pandemi telah berakhir dengan adanya vaksin.

"WHO prihatin bahwa ada presepsi yang berkembang bahwa pandemi telah berakhir. Faktanya adalah bahwa saat ini, banyak tempat mengalami penularan virus yang sangat tinggi, yang memberikan tekanan besar pada rumah sakit, unit perawatan intensif dan petugas kesehatan," ungkap Tedros.

Meskipun demikian, pemimpin WHO juga tetap menyambut baik keberhasilan uji vaksin dari sejumlah perusahaan farmasi yang ada. 

"Kemajuan dalam vaksin memberi kami semua dorongan dan kami sekarang dapat mulai melihat cahaya di ujung terowongan," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Tedros juga menyambut baik keputusan Presiden AS terpilih, Joe Biden, yang akan bersedia menerima vaksin secara terbuka di depan umum. Bukan hanya Biden, mantan Presiden AS Barack Obama, George W. Bush, dan Bill Clinton juga akan melakukan hal yang serupa demi meningkatkan kepercayaan masyarakat akan vaksin.

Baca Juga: Obama, Bush & Clinton bersedia menerima vaksin COVID-19 di depan umum

WHO upayakan 2 miliar dosis vaksin COVID-19

Di hadapan Majelis Umum PBB, WHO juga mengumumkan bahwa program Covax telah berhasil memperoleh 700 juta dosis dari tiga jenis vaksin yang telah ada.

Nantinya Covax akan memastikan semua vaksin bisa didistribusikan secara adil ke semua negara yang membutuhkan.

"Tahun depan, kami bermaksud menggunakan dana tambahan untuk memastikan bahwa setidaknya 2 miliar dosis vaksin yang aman dan efektif di seluruh dunia," ungkap Tedros.

Ditegaskan bahwa vaksin corona ini akan digunakan pertama kali oleh pekerja kesehatan dan sosial. Pada tahap awal, Covax akan memberikan vaksin untuk 20% populasi dari negara yang bergabung dalam programnya.

Selanjutnya: WHO: Dunia dapat mulai bermimpi Covid-19 berakhir



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×