Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Tes Covid-19 baru yang bisa dengan cepat menilai apakah seseorang terinfeksi virus corona sekarang tersedia di rumahsakit di Singapura.
Meluncur hari ini, Jumat (15/5), tes serologi cPass mendeteksi antibodi, yang terbentuk oleh tubuh untuk melawan infeksi, dalam darah atau serum pasien.
Tapi, tes ini tidak untuk memeriksa infeksi aktif. Tujuan utamanya, untuk melacak kontak, mendeteksi kasus tanpa gejala, dan menilai kekebalan kawanan.
Dan, Singapura menggunakan tes serologis tersebut untuk pelacakan kontak.
Baca Juga: Mengenal tes antibodi yang banyak negara gunakan untuk memerangi corona
Yang berbeda dari tes baru yang Duke-NUS Medical School Singapura kembangkan tersebut adalah hasilnya keluar hanya dalam waktu satu jam, bukan hari. Ini yang pertama di dunia.
Tes ini mencari keberadaan antibodi penetral, yang bisa memblokir virus corona baru SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19. Dengan kata lain, indikator kekebalan terhadap virus.
"Dalam kebanyakan kasus, menetralkan antibodi sama dengan perlindungan atau (adalah) indikator perlindungan terbaik," kata Profesor Wong Linfa, Direktur Program Penyakit Menular Darurat Duke-NUS dan peneliti utama tes tersebut.
“cPass yang tim kami kembangkan bisa digunakan untuk pelacakan kontak, penampungan atau pelacakan hewan menengah, penilaian kekebalan kawanan, umur panjang kekebalan protektif, dan kemanjuran kandidat vaksin yang berbeda,” ujarnya.
Baca Juga: Berpotensi jadi pengubah permainan, Inggris beli alat tes antibodi corona
Selain hasil keluar cepat, kelebihan lain tes serologi cPass adalah keamanan dan skalabilitas.
Saat ini, tes serologi yang ada untuk menetralkan antibodi membutuhkan virus hidup dan bahan sel, yang diproses oleh operator yang sangat terampil di fasilitas pemeliharaan biologis.
Menggunakan rekayasa protein, tes serologi yang Singapura kembangkan mereplikasi bagian dari virus dan bagian dari sel hidup yang saling mengikat.
"Pada dasarnya, apa yang terjadi di tubuh Anda, kami telah menirunya dalam tabung reaksi dengan dua protein rekayasa," kata Profesor Wong seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Baca Juga: Asa, favipiravir tunjukkan hasil menjanjikan bagi pasien corona di Rusia
Ini berarti, tes memiliki potensi untuk diproduksi secara massal dan bisa digunakan untuk menguji massal lebih cepat. Dan, dapat dilakukan di sebagian besar laboratorium tanpa berpotensi mengekspos operator lab untuk virus hidup.
Profesor Wang mengatakan, timnya memerlukan waktu kurang dari dua bulan, dari konsepsi, pengembangan produk, hingga otorisasi sementara dari alat uji oleh Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura yang keluar minggu lalu.
“Alat diagnostik cPass yang inovatif ini akan berperan penting dalam mendukung perang melawan pandemi global,” kata Dr Sidney Yee, CEO DxD Hub. "Kami membuat cPass tersedia untuk rumahsakit saat kami berbicara".
Prof Wong menambahkan, ada minat yang besar dari seluruh dunia dan di kawasan Asia Tenggara. Tes ini sudah menjalani uji coba di Malaysia dan Thailand.
Baca Juga: Kabar baik, WHO: Beberapa terapi berhasil membatasi keparahan Covid-19