kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Pertemuan Kontroversial Volodymyr Zelenskyy dengan Donald Trump Masih Menyisakan Luka


Rabu, 12 Maret 2025 / 19:37 WIB
Pertemuan Kontroversial Volodymyr Zelenskyy dengan Donald Trump Masih Menyisakan Luka
ILUSTRASI. Pertemuan kontroversial Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan Donald Trump di Gedung Putih masih menyisakan luka.. REUTERS/Alina Smutko 


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan antara Amerika Serikat dan Ukraina tampaknya mengalami perbaikan, tetapi pertemuan kontroversial Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan Donald Trump di Gedung Putih masih menyisakan luka.

Dalam pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh Senator JD Vance, Zelenskyy menghadapi tuduhan 'bermain judi dengan Perang Dunia III'. Akibat dari diskusi yang memanas itu, Zelenskyy dikabarkan diminta meninggalkan Gedung Putih lebih awal, sementara bantuan AS untuk Ukraina dihentikan, termasuk berbagi informasi intelijen.

Pemulihan Hubungan Melalui Diplomasi di Jeddah

Meskipun pertemuan di Gedung Putih berakhir dengan ketegangan, pembicaraan lebih damai antara kedua negara di Jeddah menghasilkan pemulihan bantuan serta kembali berlangsungnya kerja sama intelijen.

Baca Juga: Zelensky Siap Teken Kesepakatan Mineral dengan AS demi Perdamaian!

Namun, dalam pidatonya baru-baru ini, Zelenskyy tampaknya tidak melewatkan kesempatan untuk menyindir perlakuan yang ia terima saat bertemu Trump.

Kritik Terhadap Busana Zelenskyy dan Responsnya yang Tajam

Mengutip ladbible, salah satu kritik yang mencuat setelah pertemuan di Gedung Putih adalah mengenai pakaian Zelenskyy yang dinilai kurang formal dibandingkan dengan para pemimpin dunia lainnya. Seorang jurnalis bahkan menuding bahwa tampilan sederhana Zelenskyy di Oval Office mencerminkan ketidakhormatannya terhadap martabat Gedung Putih.

Saat itu, Zelenskyy mengenakan celana hitam, sepatu bot, dan sweater hitam dengan bordiran lambang trisula Ukraina—bukan pakaian kasual seperti kaos oblong dan sandal seperti yang dispekulasikan beberapa pihak.

Menanggapi kritik tersebut, Zelenskyy memberikan jawaban tajam namun humoris. “Saya akan mengenakan 'kostum' setelah perang berakhir,” katanya, sambil menambahkan, “Mungkin sesuatu seperti milik Anda, mungkin lebih baik, kita lihat nanti, mungkin lebih murah.”

Baca Juga: Trump dan Zelensky Berseteru di di Gedung Putih

Kritik terhadap gaya berpakaian tampaknya bukan hal besar bagi Zelenskyy, mengingat ia adalah pemimpin dari negara yang sedang berperang melawan Rusia. Namun, ia tetap mengambil kesempatan untuk menyentil kritik tersebut dalam acara penghargaan di Kyiv pada 9 Maret.

Sindiran di Kyiv: "Maaf, Saya Tidak Memakai Setelan Jas"

Dalam acara tersebut, Zelenskyy kembali mengenakan pakaian militer yang mirip dengan yang ia kenakan di Gedung Putih. Setelah memberi selamat kepada para pemenang penghargaan, ia berkata, “Saya berterima kasih kepada semua kreator Ukraina.” Namun, momen yang paling mencuri perhatian adalah ketika ia menambahkan secara sarkastik, “Mohon maaf, saya tidak mengenakan setelan jas.”

Pernyataan singkat itu langsung disambut tawa dan tepuk tangan dari hadirin. Beberapa bahkan berdiri memberikan penghormatan, sebelum Zelenskyy menutup pidatonya dengan seruan, “Kemuliaan bagi Ukraina!”

Kesepakatan Gencatan Senjata di Jeddah: Perbaikan Hubungan Ukraina-AS?

Terlepas dari ketegangan sebelumnya, tampaknya Zelenskyy dan Trump telah mencapai titik temu.

Baca Juga: Putin Gempur Ukraina dengan Serangan Drone di Tengah Seruan Gencatan Senjata Trump

Setelah pertemuan mereka di Arab Saudi, delegasi kedua negara mengeluarkan pernyataan bersama yang menyebutkan bahwa Ukraina menerima usulan gencatan senjata dari AS selama 30 hari, dengan kemungkinan perpanjangan jika Rusia menyetujui kesepakatan tersebut.

Pernyataan itu berbunyi, “Hari ini di Jeddah, Arab Saudi—dengan kemurahan hati Putra Mahkota Mohammed bin Salman—Amerika Serikat dan Ukraina mengambil langkah penting menuju perdamaian yang berkelanjutan bagi Ukraina. Perwakilan dari kedua negara memuji keberanian rakyat Ukraina dalam membela negara mereka dan sepakat bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai proses menuju perdamaian yang abadi.”

Dengan perkembangan terbaru ini, tampaknya hubungan antara Washington dan Kyiv telah memasuki fase baru, meskipun masih terdapat ketegangan yang belum sepenuhnya reda.

Selanjutnya: Harga Emas Stabil di US$2.915,66 Rabu (12/3), Pasar Fokus pada Data Inflasi AS

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut, Cegah Uban hingga Rambut Rontok


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×