Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KABUL. Amerika Serikat (AS) tak benar-benar meninggalkan Suriah. Pentagon sedang mempertimbangkan untuk menempatkan pasukan AS di dekat ladang minyak di Timur Laut Suriah bersama Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan, sementara penarikan tentara sedang berlangsung, beberapa pasukan masih dengan SDF di dekat ladang minyak dan telah ada diskusi untuk menjaga fasilitas tersebut di Suriah.
Ini adalah salah satu pilihan dan tidak ada keputusan yang AS buat berkaitan dengan angka atau sesuatu semacam itu. "Tugas Pentagon adalah melihat opsi yang berbeda," kata Esper kepada wartawan selama perjalanan ke Afghanistan, Senin (21/10).
Baca Juga: Erdogan: Turki akan memulai kembali operasi di Suriah jika Kurdi tidak mundur
"Kami saat ini memiliki pasukan di beberapa kota yang terletak tepat di dekat daerah itu," kata Esper seperti dikutip Reuters. "Tujuannya adalah untuk menolak akses, khususnya ISIS (Negara Islam) dan kelompok lain, yang mungkin ingin mencari pendapatan dari situ untuk membiayai kegiatan mereka".
Hari ini, pasukan AS menyeberang ke Irak sebagai bagian dari penarikan lebih luas dari Suriah yang Presiden Donald Trump perintahkan. Keputusan penarikan ini yang memungkinkan Turki melancarkan serangan terhadap SDF di Suriah.
Lebih dari 100 kendaraan militer AS melintasi perbatasan Irak pada Senin pagi dari Timur Laut Suriah, tempat Turki setuju untuk menghentikan serangan selama lima hari berdasarkan kesepakatan dengan Washington.
Gencatan senjata akan berakhir Selasa (22/10) malam, tepat setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan akan membahas langkah-langkah selanjutnya di kawasan itu dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Rusia.
Baca Juga: Kurdi: Turki masih menembaki daerah-daerah sipil di Suriah saat gencatan senjata
Penarikan pasukan AS telah membuka babak baru dalam perang Suriah selama lebih dari delapan tahun. Turki langsung melakukan serangan lintas-perbatasan pada 9 Oktober lalu.
Keputusan Trump itu mendapat kritik dari dalam negeri sebagai pengkhianatan atas sekutu Kurdi yang telah bertempur selama bertahun-tahun bersama pasukan AS melawan ISIS di wilayah yang kaya cadangan minyak dan lahan pertanian.
The New York Times melaporkan pada Minggu (20/10) malam, Trump sekarang condong mendukung rencana militer baru untuk mempertahankan sekitar 200 tentara AS di Suriah Timur, dekat perbatasan Irak.