kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.294.000   -9.000   -0,39%
  • USD/IDR 16.584   4,00   0,02%
  • IDX 8.247   -4,16   -0,05%
  • KOMPAS100 1.128   -2,39   -0,21%
  • LQ45 795   -4,88   -0,61%
  • ISSI 294   2,56   0,88%
  • IDX30 416   -2,30   -0,55%
  • IDXHIDIV20 468   -4,85   -1,03%
  • IDX80 124   -0,41   -0,33%
  • IDXV30 134   -0,54   -0,40%
  • IDXQ30 130   -1,11   -0,85%

Petinggi The Fed: Pasar Tenaga Kerja Kini di Titik Mengkhawatirkan


Jumat, 10 Oktober 2025 / 09:58 WIB
Petinggi The Fed: Pasar Tenaga Kerja Kini di Titik Mengkhawatirkan
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The Federal Reserve Building during the Federal Open Market Committee's meeting on interest rate policy at the Federal Reserve in Washington, D.C., U.S., September 16, 2025. REUTERS/Aaron Schwartz/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – SAN FRANCISCO. Gubernur Federal Reserve Bank of San Francisco Mary Daly menyatakan bahwa perlambatan pasar tenaga kerja dan inflasi yang mulai mereda menjadi alasan di balik keputusan The Fed menurunkan suku bunga bulan lalu, sekaligus membuka kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut.

“Ekonomi melambat sedikit. Konsumen mulai kehabisan tabungan ekstra yang mungkin dimiliki, dan mereka menghadapi harga yang lebih tinggi. Selain itu, kita memiliki kebijakan moneter yang ketat,” ujar Daly dalam acara Silicon Valley Directors Exchange, Kamis (9/10/2025).

Baca Juga: Pidato Powell: Peran Penting Bank Komunitas di AS & Kebijakan Moneter

Daly menambahkan, “Sekarang kita berada pada titik di mana perlambatan pasar tenaga kerja tampak bisa lebih mengkhawatirkan jika tidak dikelola dengan risiko yang tepat.”

Menurutnya, meski suku bunga telah dipotong pada September, kebijakan moneter masih sedikit restriktif dan tetap memberi tekanan turun pada inflasi.

Ia menjelaskan bahwa pemotongan suku bunga yang dilakukan, serta proyeksi kemungkinan pemotongan berikutnya, bertujuan untuk mengelola risiko agar pencapaian target inflasi dan lapangan kerja bisa seimbang.

Dampak AI terhadap Ekonomi

Ditanya soal dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap ekonomi, Daly menilai teknologi ini berpotensi transformasional, meski biasanya inovasi besar memerlukan dekade untuk memberi dampak signifikan.

“Kali ini mungkin berbeda, bukan hanya karena teknologinya, tetapi juga karena kondisi ekonomi yang melambat,” katanya.

Baca Juga: Pidato Gubernur The Fed Michael Barr (9/10/2025): Prospek Ekonomi & Kebijakan Moneter

Perusahaan enggan mempekerjakan karyawan yang mungkin harus diberhentikan jika permintaan turun lebih lanjut, sehingga mereka mencari cara memanfaatkan AI untuk mengisi kekurangan tenaga kerja.

“Kita sekarang berada dalam kondisi yang memaksa, di mana keuntungan dari AI mungkin muncul lebih cepat, bukan hanya karena teknologi itu sendiri, tapi juga karena situasi ekonomi dan bagaimana perusahaan memanfaatkannya,” ujar Daly.

Selanjutnya: Kredit Macet Fintech Lending Membaik Jadi 2,60% per Agustus 2025, Ini Kata AFPI

Menarik Dibaca: Kolektor Wajib Tahu! Pop Mart Official Store Hadir di LazMall




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×