Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Para peneliti mengakui saat ini belum ada patokan yang pasti untuk menentukan tingkat antibodi yang diperlukan untuk melindungi dari tubuh manusia virus.
"Kami tidak tahu berapa angka netralisasi minimum. Kami tidak memiliki garis batas itu," ungkap Profesor UTMB, Pei-Yong Shi.
Profesor Shi meyakinkan bahwa meskipun varian virus baru secara signifikan mengurangi keefektifan vaksin, vaksin seharusnya tetap mampu melindungi dari gejala yang parah dan kematian.
"Perlu lebih banyak pekerjaan untuk memahami apakah vaksin tersebut bekerja melawan varian Afrika Selatan, termasuk uji klinis dan pengembangan korelasi perlindungan," lanjut Shi.
Untuk saat ini Pfizer dan BioNTech mengatakan mereka sudah melakukan penelitian erupa untuk memahami apakah vaksin mereka efektif terhadap varian lain yang pertama kali ditemukan di Brasil.