Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kembali memimpin rapat pleno komite pusat Partai Buruh yang dimulai pada Selasa (15/6). Dalam pidato pembukaan, Kim mengungkapkan bahwa ekonomi Korea Utara mulai membaik di tahun ini.
Namun, Kim juga menyerukan perlunya sejumlah langkah-langkah strategis untuk mengatasi situasi pangan yang ketat yang disebabkan oleh pandemi virus corona dan bencana topan yang terjadi tahun lalu, kata KCNA, kantor berita Korea Utara.
Kim juga meninjau kemajuan kebijakan utama dan langkah-langkah anyar untuk menyelesaikan masalah ekonomi yang terjadi di Korea Utara saat ini.
Komite menetapkan tujuan dan tugas untuk mencapai rencana baru ekonomi lima tahun yang digariskan pada sesi sebelumnya di bulan Februari, termasuk peningkatan produksi makanan dan logam.
Kim mengatakan ekonomi secara keseluruhan telah meningkat di paruh pertama tahun ini, dengan total produksi industri tumbuh 25% dari tahun sebelumnya, kata KCNA.
Tetapi ada "serangkaian penyimpangan" dalam upaya partai untuk melaksanakan rencana tersebut karena beberapa kendala, persediaan makanan yang terbatas.
Baca Juga: Tak biasa, Kim Jong-un kirim hadiah ulang tahun untuk masyarakat biasa
"Situasi pangan masyarakat sekarang semakin tegang karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produksi biji-bijian akibat kerusakan karena topan tahun lalu," kata Kim.
Partai berjanji untuk mengarahkan semua upaya pertanian tahun ini dan membahas cara-cara untuk mengatasi pandemi Covid-19, kata KCNA.
Kim juga menyerukan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak bencana alam sebagai pelajaran dari tahun lalu dan kunci untuk mencapai tujuan ekonomi di tahun ini.
Pada bulan Januari, Kim mengatakan rencana ekonomi lima tahun sebelumnya telah gagal di hampir setiap sektor, di tengah kekurangan listrik dan makanan kronis yang diperburuk oleh sanksi, pandemi, dan banjir.
Dia juga menyebut, pandemi yang berkepanjangan mengharuskan partai untuk meningkatkan upaya menyediakan makanan, pakaian, dan perumahan bagi rakyat, kata KCNA.
Korea Utara belum secara resmi mengkonfirmasi kasus Covid-19, klaim yang dipertanyakan oleh pejabat Seoul. Tetapi negara tertutup itu telah memberlakukan tindakan anti-virus yang ketat termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.
COVAX, sebuah inisiatif global untuk berbagi vaksin Covid-19 dengan negara-negara miskin, mengatakan akan memberikan hampir 2 juta dosis ke Korea Utara tetapi pengirimannya telah tertunda di tengah konsultasi yang berlarut-larut.