CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

PM Australia Scott Morrison ragukan kemampuan kapal selam Prancis


Senin, 20 September 2021 / 14:37 WIB
PM Australia Scott Morrison ragukan kemampuan kapal selam Prancis
ILUSTRASI. PM Australia Scott Morrison ragukan kemampuan kapal selam Prancis.


Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, mengemukakan alasan membatalkan kesepakatan bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) dengan Prancis dalam membangun kapal selam konvensional.

Morrison mengatakan, Australia khawatir kapal selam konvensional yang dipesannya dari Prancis tidak akan memenuhi kebutuhan strategisnya.

Berusaha menjelaskan perubahan mendadak yang menyebabkan kemarahan besar di Paris, Morrison mengatakan bahwa sementara dia memahami kekecewaan Prancis atas masalah ini, "kepentingan nasional Australia didahulukan," ujarnya seperti dilansir CNN pada hari Minggu (19/9).

"Itu harus didahulukan dan memang didahulukan dan kepentingan Australia paling baik dilayani oleh kemitraan trilateral yang dapat saya bentuk dengan Presiden Biden dan Perdana Menteri Johnson," katanya.

Baca Juga: Krisis diplomatik, Macron tarik duta besar Prancis dari AS dan Australia

Keputusan Australia untuk membatalkan kesepakatan Prancis dan mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir melalui perjanjian baru dengan Amerika Serikat dan Inggris tampaknya mengejutkan Prancis awal pekan ini.

Juru bicara pemerintah Prancis Gabriel Attal mengatakan pada hari Minggu bahwa Presiden Emmanuel Macron akan mengadakan panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden dalam beberapa hari ke depan "untuk bergerak maju."

Berbicara kepada saluran TV France 2 pada hari Sabtu, menteri luar negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan keputusan untuk membatalkan kesepakatan yang telah berjalan sejak 2016 sama dengan "krisis."

"Telah terjadi kebohongan, duplikasi, pelanggaran besar terhadap kepercayaan dan penghinaan. Ini tidak akan berhasil. Hal-hal tidak berjalan baik di antara kita, mereka tidak berjalan baik sama sekali," katanya.

Baca Juga: Selandia Baru melarang kapal selam nuklir Australia memasuki wilayah perairannya




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×