Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI/TOKYO. Perdana Menteri India Narendra Modi akan melakukan tur ke Asia mulai Kamis (28/8/2025) untuk bertemu para pemimpin China, Jepang, dan Rusia.
Langkah ini dilakukan di tengah tekanan meningkat akibat kebijakan tarif tinggi Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap ekspor India.
Baca Juga: India Perpanjang Pembebasan Bea Impor Kapas hingga Desember 2025
Kunjungan Modi ini dinilai sebagai upaya mempererat hubungan diplomatik dengan beberapa ekonomi terbesar dunia, sekaligus mencari dukungan bagi program andalannya “Make in India”.
Dukungan besar diperkirakan datang dari Jepang, terutama setelah kebijakan proteksionisme AS mendorong terbentuknya kemitraan baru.
“Ini akan menjadi kesempatan untuk meluncurkan sejumlah inisiatif baru, membangun ketahanan hubungan, serta merespons peluang dan tantangan yang muncul,” ujar Sekretaris Luar Negeri India Vikram Misri terkait kunjungan ke Jepang.
Baca Juga: Tarif Impor Trump Naik Dua Kali Lipat, India Terseret Dampak Besar
Fokus Jepang: Investasi Besar dan Mineral Kritis
Modi dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba pada Jumat–Sabtu.
Kunjungan ini semakin penting karena India dan Jepang merupakan bagian dari aliansi keamanan Quad bersama AS dan Australia, yang berfokus menahan pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.
Menurut NHK, perusahaan Jepang berkomitmen menanamkan investasi hingga 10 triliun yen (US$68 miliar) di India dalam 10 tahun ke depan.
Suzuki Motor bahkan berencana menggelontorkan sekitar US$8 miliar dalam lima hingga enam tahun.
Selain investasi manufaktur bernilai tinggi, kedua negara juga akan membahas kerja sama mineral kritis. India diyakini memiliki cadangan besar rare earth yang penting untuk industri ponsel hingga panel surya, namun masih terbatas teknologi pengolahan.
Modi sebelumnya menyebut Jepang dan India sebagai “mitra yang tercipta untuk satu sama lain” setelah mengunjungi pabrik Suzuki di India.
Baca Juga: Krisis Tarif Memanas, PM India Modi Pilih Tak Angkat Telepon Trump