Sumber: The Star,Channel News Asia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Politik Malaysia kembali memanas. Dalam jumpa pers, Rabu (23/9/2020), Presiden PKR Anwar Ibrahim mengaku mendapat dukungan mayoritas untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Sayang, dia tidak mengungkapkan angkanya.
“Secara meyakinkan, kami memiliki mayoritas yang kuat dan tangguh. Kami tidak berbicara empat atau lima (mayoritas) kami berbicara lebih dari itu,” kata Anwar seperti yang dilansir The Star.
Ditanya apakah dia memiliki hampir dua pertiga dukungan, Anwar dengan singkat menjawab ya.
Pada kesempatan itu, hadir pula Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail dan Sekretaris Jenderal PKR Datuk Seri Saifuddin Nasution.
Baca Juga: Mahathir posting pidato mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Malaysia
Anwar mengatakan, dia seharusnya bertemu dengan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada hari Selasa, tetapi ditunda karena Raja sedang dirawat di National Heart Institute.
Namun Anwar mengatakan, ia berdoa agar Raja lekas sembuh yang diucapkan melalui percakapan telepon pada Selasa malam.
“Dengan dukungan yang jelas dan tak terbantahkan serta mayoritas di belakang saya, pemerintahan yang dipimpin oleh Tan Sri Muhyiddin Yassin telah tumbang," jelasnya.
Baca Juga: Eks menteri Malaysia ini akan dirikan partai seperti PSI
Dia juga menambahkan, "Saya akan bertemu dengan Yang di-Pertuan Agong ketika dia sudah sembuh dan akan memberikan lebih banyak informasi kepada publik tentang apa yang terjadi selanjutnya."
Anwar mengaku mendapat dukungan dari anggota parlemen dari berbagai pihak, termasuk dari Perikatan Nasional.
Ditanya apakah Tun Dr Mahathir Mohamad akan bergabung untuk mendukung, Anwar berkata: "Belum, dia mungkin memutuskan nanti."
Anwar juga menampik pengumuman tersebut bukan merupakan langkah untuk membentuk pemerintahan lewat pintu belakang.
“Pemerintah ini atas amanah dan dukungan. Mereka yang memutuskan untuk bergabung akan menghormati pemerintahan yang baik, anti korupsi, supremasi hukum, termasuk semua ras dan agama. Itu adalah posisi yang sangat jelas," tegasnya seperti dikutip The Star.
Baca Juga: Mahathir Mohamad dirikan partai baru untuk menggoyang kedudukan Muhyiddin Yassin
Channelnews Asia memberitakan, sebelumnya, Anwar diperkirakan akan menggantikan posisi Mahathir Mohammad, yang menjadi perdana menteri ketujuh negara itu setelah Pakatan Harapan (PH) mengalahkan koalisi Barisan Nasional (BN) dalam pemilihan umum 2018.
Anwar, yang menjalani hukuman penjara karena sodomi, diberikan pengampunan kerajaan beberapa hari setelah kemenangan mengejutkan PH.
Baca Juga: Eks menteri Malaysia ini akan dirikan partai seperti PSI
Namun, rencana transisi dari Mahathir ke Anwar telah menjadi sumber ketegangan yang signifikan di Pakatan Harapan karena yang Mahathir telah berulang kali menolak untuk memberikan jadwal yang konkret tentang kapan ia akan mundur agar Anwar mengambil kendali.
Mahathir tiba-tiba mengundurkan diri pada bulan Februari dan membelot dari Pakatan Harapan, kemudian bekerja dengan BN untuk membentuk pemerintahan Perikatan Nasional (PN).
Muhyiddin, presiden Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), menjadi perdana menteri, setelah raja bertemu dengan semua anggota parlemen dan menemukan bahwa Muhyiddin kemungkinan besar mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen.
Baca Juga: Usia hampir se-abad, eks perdana menteri Mahathir tak ingin pensiun, ini rencananya
Mahathir dan sekutunya kemudian disingkirkan dari Bersatu. Mereka kemudian mengumumkan akan membentuk partai baru bernama Pejuang.