Sumber: Benzinga | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menurut laporan, Zhong Yang Chan, kepala riset di CoinGecko, menyebut sejumlah katalis positif seperti:
- pertumbuhan Bitcoin dan ETF,
- perusahaan treasury berbasis aset kripto,
- meningkatnya adopsi stablecoin, serta
- dorongan Wall Street menuju tokenisasi aset
sebagai faktor pendorong harga Bitcoin.
Tonton: Heboh, SpaceX Milik Elon Musk Pindahkan Bitcoin Senilai Lebih dari Rp 2,2 Triliun
Mengapa Penting:
Prediksi dari analis JPMorgan muncul ketika Bitcoin dan aset kripto lain semakin diakui sebagai instrumen investasi resmi. Potensi Bitcoin menantang kapitalisasi pasar emas menandai meningkatnya penerimaan dan adopsi aset digital.
Dengan integrasi kripto yang semakin dalam di dunia keuangan arus utama, kenaikan harga yang diproyeksikan dapat membawa dampak besar terhadap lanskap pasar keuangan global.
Kesimpulan
JPMorgan melihat bahwa penurunan Bitcoin telah mencapai titik terbatas dengan dasar harga di sekitar biaya produksinya. Dengan tren volatilitas yang menurun dan minat institusional yang meningkat, Bitcoin dinilai memiliki peluang untuk mencapai harga US$ 170.000 pada 2026, bahkan berpotensi menantang kapitalisasi pasar emas. Jika proyeksi ini terwujud, Bitcoin dapat bergerak dari aset spekulatif menuju pengakuan sebagai aset penyimpan nilai global.













