Sumber: BBC | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Premier League baru-baru ini mengungkapkan kepada klub-klub anggotanya bahwa mereka menghabiskan lebih dari £45 juta untuk biaya hukum selama musim lalu.
Pengeluaran besar ini timbul akibat berbagai perselisihan terkait aturan keuangan yang terus memanas dalam beberapa tahun terakhir. Angka ini muncul dalam dokumen yang dikirimkan kepada klub-klub menjelang rapat pemegang saham di London.
Investigasi dan Proses Disiplin yang Melibatkan Beberapa Klub
Premier League saat ini terlibat dalam berbagai investigasi, proses arbitrase disiplin, dan banding terkait aturan keuangan. Beberapa kasus yang sedang berlangsung melibatkan klub-klub besar seperti Manchester City, Everton, Nottingham Forest, Chelsea, dan Leicester City.
Baca Juga: FA dan Liga Primer Inggris Mengambil Keputusan Terkait Potensi Hukuman Erling Haaland
Salah satu kasus paling menonjol adalah investigasi terhadap lebih dari 100 tuduhan pelanggaran aturan keuangan oleh Manchester City. Investigasi ini telah berlangsung selama empat tahun dan kini memasuki minggu kedua dalam sidang komisi independen.
Manchester City dengan tegas membantah melakukan kesalahan, dan sidang diperkirakan akan berlangsung selama 10 minggu.
Perubahan Aturan dan Dampaknya bagi Klub
Selain investigasi Manchester City, pertemuan pemegang saham pada hari Kamis juga dapat membahas hasil dari tantangan hukum yang diajukan oleh klub tersebut terkait aturan Associated Party Transactions (APTs).
Aturan ini, yang diperkenalkan pada tahun 2021 dan diperketat tahun ini, mengatur transaksi komersial antara klub dan entitas yang terkait dengan pemilik mereka.
Jika panel arbitrase memutuskan mendukung Manchester City, maka aturan ini mungkin harus direvisi, dan klub-klub lain akan diberitahu mengenai perubahan tersebut. Meskipun demikian, tidak diharapkan ada pengumuman resmi dalam waktu dekat terkait putusan tersebut.
Baca Juga: Everton Siap Beralih Kepemilikan Sebelum Natal
Lonjakan Biaya Hukum dan Alasan di Baliknya
Premier League telah menghadapi kritik atas lonjakan biaya hukum yang meningkat pesat, jauh melampaui anggaran awal sebesar £8 juta.
Namun, menurut sumber internal, para petinggi liga kemungkinan besar akan mempertahankan pengeluaran ini dengan menekankan pentingnya menegakkan aturan yang ada. Mereka juga akan merujuk pada banyaknya kasus yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir sebagai faktor penyebab utama.
Richard Masters, Chief Executive Premier League, dalam sebuah wawancara dengan BBC Sport, menjelaskan bahwa menegakkan aturan adalah bagian penting dari kompetisi olahraga. Meskipun menimbulkan tantangan, tidak ada alternatif yang lebih baik selain memastikan aturan ditegakkan dengan ketat.
"Aturan Profit and Sustainability kini diterapkan, dan kita mulai melihat klub-klub melanggar aturan tersebut, yang menyebabkan ketidakpastian bagi penggemar. Kami ingin beralih ke sistem baru yang dapat diandalkan dan dipatuhi oleh semua pihak, sehingga dapat menghindari kasus-kasus regulasi yang berlarut-larut," ujar Masters.