Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - PARIS. Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu mengecam kebohongan yang disebarkan pemerintah Rusia untuk membenarkan perang di Ukraina, tetapi mengatakan dia akan tetap berhubungan dengan Presiden Vladimir Putin untuk mencoba dan mendapatkan gencatan senjata.
Melansir Reuters, Kamis (3/3), Macron, yang telah memimpin upaya Eropa untuk mencegah perang dengan mengunjungi Putin di Moskow bulan lalu dan menengahi melalui telepon antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan pemimpin Rusia, dengan tepat menyalahkan Kremlin atas permusuhan.
"Hanya saja, mengkhianati komitmen internasionalnya satu per satu, Presiden Putin memilih perang," kata Macron dalam pidato nasional kepada orang-orang Prancis, memuji Zelenskiy sebagai wajah kehormatan, kebebasan, dan keberanian.
Baca Juga: Ini yang Terjadi pada Ukraina Sejak Merdeka di Tahun 1991 hingga Sekarang
“Perang ini bukanlah konflik antara Barat dan Rusia, seperti yang beberapa ingin kita percayai. Tidak ada pangkalan NATO di Ukraina. Ini adalah kebohongan. Rusia tidak diserang, itu adalah agresor. Perang ini bukan perang melawan Nazisme ... itu bohong," tambah Macron.
Rusia mengatakan sedang melakukan operasi militer khusus, yang bertujuan untuk melucuti senjata Ukraina dan menangkap neo-Nazi yang menurut Putin sedang menjalankan negara itu.
Macron, yang berbicara kurang dari dua bulan sebelum pemilihan presiden di mana dia masih menyatakan pencalonannya, mengatakan dia akan terus membela nilai-nilai dan kedudukan Prancis di dunia.
Presiden Prancis Macron memberikan pidato di televisi tentang invasi Rusia ke Ukraina. Kenaikan harga energi pasti akan berdampak pada ekonomi Prancis, ia memperingatkan.
Baca Juga: Para Pemimpin Uni Eropa Dukung Perluasan Sanksi Finansial ke Rusia
"Besok, harga pengisian tangki, jumlah tagihan pemanas, biaya beberapa produk kemungkinan akan lebih berat," katanya.
Tetapi biayanya tidak hanya akan lahir dalam jangka pendek, kata Macron, seraya menambahkan bahwa perang di Ukraina menandai era baru, di mana perang di Eropa menjadi kenyataan.
"Perang di Eropa bukan hanya milik buku-buku sejarah lagi, itu ada di sini. Demokrasi tidak lagi dipertanyakan, itu sedang ditantang di bawah mata kita," kata Macron.
Baca Juga: Respons Ancaman Militer Rusia, Presiden Ukraina Susun Pasukan Cadangan
Macron juga mengatakan bahwa di luar rencana domestiknya untuk membuat Prancis tidak terlalu bergantung pada sumber energi asing dengan membangun pembangkit nuklir baru, dia mengatakan akan mendorong Uni Eropa di tingkat Eropa untuk mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia.
"Perang di Ukraina menandai kehancuran bagi benua kita dan generasi kita," katanya.