Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Seorang pengusaha China, pendiri jaringan ritel MINISO Ye Guo Fu baru saja menjadi miliarder. Dia mendapatkan keuntungan dari tren global konsumen yang beralih ke barang-barang murah karena pandemi virus corona menggerogoti anggaran belanja.
Selain itu, nilai kekayaan Ye juga terdongkrak lantaran MINISO melantai di bursa saham New York Stock Exchange, Amerika Serikat. MINISO Group Holding Ltd. yang berbasis di Guandong, China ini memperoleh dana US$ 608 juta atau Rp 8,96 triliun dari penawaran umum perdana di New York, Kamis pekan lalu.
Hal ini membuat saham MINISO yang dipegang Ye Guo Fu dan istrinya sebesar 65% bernilai lebih dari US$ 4 miliar atau sekitar Rp 58,948 triliun, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Baca Juga: Perkuat bisnis e-commerce selama pandemi, Miniso gandeng Jet Commerce
MINISO menjual beragam produk, mulai dari kosmetik, alat elektronik, hingga perkakas rumah tangga dengan harga terjangkau dan desain menarik.
Dikutip dari Thestar.com, lebih dari 95% produknya dijual di China dengan harga di bawah 50 Yuan atau sekitar Rp 100.000.
Di China, MINISO menguasai hampir 60% pangsa pasar ritel sejenis, tidak termasuk toko grosir, menurut firma riset Euromonitor International. Pada hari pertama perdagangannya, saham MINISO naik sebanyak 25% di New York dan ditutup pada angka US$ 20,88.
Baca Juga: Resmi IPO di New York, Miniso berhasil raup US$ 608 juta dalam sehari
Awalnya dari pekerja di pabrik baja
Nama Ye dalam bahasa Mandarin berarti kaya. Penduduk asli provinsi Hubei ini memiliki awal yang sederhana, seperti banyak pengusaha lain di generasinya.
Dia mulai bekerja di pabrik pipa baja. Namun, mulai naiknya permintaan barang konsumsi di China membuat Ye terjun ke bisnis perdagangan, mencoba menjual barang dari keramik hingga kosmetik dan aksesoris.
Dalam perjalanan bisnis ke Jepang pada tahun 2013, ia terinspirasi oleh toko lokal yang menjual barang-barang dengan harga di bawah 100 Yen dan membawa konsep tersebut ke China. Ye meminta bantuan desainer Jepang Miyake Junya.
Keduanya lantas sepakat mendirikan MINISO pada 2013. MINISO sekarang memiliki lebih dari 4.200 toko, 60% di China dan sisanya tersebar di 80 negara termasuk Indonesia.
Baca Juga: Shopping mall berkonsep lingkungan akan berkembang di pinggiran Jakarta
Kesuksesan perusahaan China tersebut pada gilirannya telah melahirkan industri rumahan dan gaya hidup yang menjual desain Skandinavia atau terinspirasi Jepang dengan harga yang sangat murah, seperti OCE dan Nome.
Dirangkum dari Forbes, MINISO hanya menyediakan jumlah barang terbatas untuk masing-masing SKU dengan perputaran barang yang cepat. MINISO rata-rata hanya membawa 3.000 SKU per toko.
Produk berubah dalam 21 hari dan produk baru tiba setiap tujuh hari. Selain itu, rahasia harga murah MINISO lantaran perusahaan memangkas rantai pasokan yang efisien berdasarkan pembelian massal.
Namun, MINISO juga menghadapi persaingan yang meningkat dari raksasa e-commerce China seperti Pinduoduo Inc. dan Alibaba Group Holding Ltd. Taobao Deals, platform belanja murah Alibaba, bulan ini meluncurkan kampanye yang menjual barang hanya dengan satu Yuan.