Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
Satu-satunya momen di mana para kandidat membahas Palestina adalah ketika DeSantis mendukung pelarangan aktivitas kelompok advokasi mahasiswa Palestina di universitas negeri.
Pada debat hari Rabu tersebut, DeSantis dan Nikki Haley, mantan duta besar untuk PBB, menggunakan bahasa yang sama untuk mendorong Israel mengambil tindakan tegas di Gaza.
DeSantis menyebut militan Hamas sebagai penjagal, sementara Haley menyuarakan agar Hamas segera dihabisi.
Baca Juga: Korea Utara: Amerika Serikat adalah Penjual Peperangan
Kandidat presidan dari Partai Republik lainnya, Chris Christie, juga menolak seruan untuk mengakhiri kekerasan di Gaza dan mendukung operasi militer Israel.
Ahmad Abuznaid, direktur eksekutif Kampanye AS untuk Hak-Hak Palestina (USPCR), melihat fenomena ini sebagai wujud nyata upaya bipartisan untuk tidak memanusiakan rakyat Palestina.
Abuznaid menjelaskan beberapa momen yang menurutnya benar-benar menunjukkan bahwa para politisi AS membenci Palestina.
Baca Juga: Kelompok Houthi Yaman akan Menyerang Kapal-Kapal Israel di Laut Merah
Salah satunya adalah langkah Presiden AS Joe Biden, yang berasal dari Partai Demokrat, yang menyuarakan keraguan atas keakuratan jumlah korban tewas warga Palestina. Momen lainnya adalah serangan terhadap anggota Kongres Amerika keturunan Palestina Rashida Tlaib karena kritiknya terhadap serangan militer Israel.
Abuznaid menyampaikan kekecewaannya terhadap para politisi AS yang hampir tidak membahas adanya korban sipil dari pihak Palestina dalam setiap debat atau kampanye mereka.
"Meskipun mereka ingin kita menghilang, kita tetap di sini dan akan terus ada, dan mereka akan melihat lebih banyak lagi dari kita yang bergerak maju," imbuh Abuznaid.