Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Puluhan ribu orang berkumpul di ibu kota Amerika Serikat, Washington DC, pada hari Selasa (14/11) menyuarakan dukungannya kepada Israel. Massa juga mengecam aksi Hamas dan gerakan anti-Semitisme.
Aksi bertajuk "March for Israel" ini berlangsung di National Mall di bawah pengamanan ketat. Anggota senior Kongres berpidato di depan kerumunan orang yang mengibarkan bendera Amerika Serikat dan Israel.
Dalam aksi ini, para pejabat dari dua partai politik utama AS, Partai Repubik dan Partai Demokrat, hadir menyuarakan dukungan penuh kepada Israel.
Baca Juga: Uni Eropa Tuduh Hamas Gunakan Rumah Sakit Sebagai Tameng
Para pejabat yang hadir di antaranya adalah Pemimpin Senat Mayoritas Chuck Schumer dan pemimpin fraksi Partai Demokrat di DPR Hakeem Jefferies. Dari Partai Republik, ada anggota DPR Mike Johnson dan Senator Joni Ernst dari negara bagian Iowa tengah.
Mereka bergandengan tangan ketika Schumer, pejabat Yahudi AS, meneriakkan "We stand with Israel."
Banyak dari peserta aksi mengangkat plakat yang menyerukan kelompok bersenjata Palestina Hamas untuk membebaskan sedikitnya 200 orang yang ditawan dalam serangan mendadak mereka pada tanggal 7 Oktober.
Mengutip Al Jazeera, sejumlah pembicara juga naik ke mimbar untuk mengutuk serangan Hamas dan aksi yang menurut mereka merupakan penyebaran anti-Semitisme yang mematikan secara internasional.
Baca Juga: Militer Israel Klaim Memiliki Bukti Hamas Menahan Sandera di Rumah Sakit
Tidak hanya itu, Presiden Israel Isaac Herzog juga berbicara kepada para peserta aksi melalui video dari Tembok Barat di Yerusalam. Herzog menyebut serangan Hamas merupakan pembantaian terbesar sejak tragedi Holocaust.
"Setelah adanya pembantaian terbesar sejak Holocaust, mari kita berseru bersama, jangan pernah lagi. Tidak ada yang akan menghancurkan kita. Kita akan bangkit kembali. Tidak ada alasan yang lebih besar dan adil daripada hal ini," kata Herzog.
Baca Juga: Jokowi: Israel Harus Bertanggung Jawab Atas Kekejaman yang Telah Dilakukan
Sentimen Anti-Palestina Meningkat
Mayoritas politisi dari Partai Republik dan Demokrat mendukung perjuangan Israel di Gaza, seolah mengabaikan lebih dari 11.000 warga Palestina yang tewas dan deretan kejahatan perang yang dilakukan militer Israel sejak 7 Oktober.
Pekan lalu, perang di Gaza menjadi bahasan paling mencolok dalam debat calon presiden Partai Republik yang ketiga, di mana para kandidat yang bersaing secara bulat mendukung Israel.
"Saya muak mendengar media, saya muak mendengar orang lain menyalahkan Israel hanya karena membela diri," kata salah satu kandidat, Gubernur Florida Ron DeSantis, dikutip Al Jazeera.
Baca Juga: Sentimen Anti-Palestina Tumbuh di Kalangan Politisi Amerika Serikat
Satu-satunya momen di mana para kandidat membahas Palestina adalah ketika DeSantis mendukung pelarangan aktivitas kelompok advokasi mahasiswa Palestina di universitas negeri.
Pada debat hari Rabu tersebut, DeSantis dan Nikki Haley, mantan duta besar untuk PBB, menggunakan bahasa yang sama untuk mendorong Israel mengambil tindakan tegas di Gaza.
DeSantis menyebut militan Hamas sebagai penjagal, sementara Haley menyuarakan agar Hamas segera dihabisi.
Baca Juga: Korea Utara: Amerika Serikat adalah Penjual Peperangan
Kandidat presidan dari Partai Republik lainnya, Chris Christie, juga menolak seruan untuk mengakhiri kekerasan di Gaza dan mendukung operasi militer Israel.
Ahmad Abuznaid, direktur eksekutif Kampanye AS untuk Hak-Hak Palestina (USPCR), melihat fenomena ini sebagai wujud nyata upaya bipartisan untuk tidak memanusiakan rakyat Palestina.
Abuznaid menjelaskan beberapa momen yang menurutnya benar-benar menunjukkan bahwa para politisi AS membenci Palestina.
Baca Juga: Kelompok Houthi Yaman akan Menyerang Kapal-Kapal Israel di Laut Merah
Salah satunya adalah langkah Presiden AS Joe Biden, yang berasal dari Partai Demokrat, yang menyuarakan keraguan atas keakuratan jumlah korban tewas warga Palestina. Momen lainnya adalah serangan terhadap anggota Kongres Amerika keturunan Palestina Rashida Tlaib karena kritiknya terhadap serangan militer Israel.
Abuznaid menyampaikan kekecewaannya terhadap para politisi AS yang hampir tidak membahas adanya korban sipil dari pihak Palestina dalam setiap debat atau kampanye mereka.
"Meskipun mereka ingin kita menghilang, kita tetap di sini dan akan terus ada, dan mereka akan melihat lebih banyak lagi dari kita yang bergerak maju," imbuh Abuznaid.