kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.418   0,00   0,00%
  • IDX 7.156   61,65   0,87%
  • KOMPAS100 1.042   11,99   1,16%
  • LQ45 813   10,32   1,29%
  • ISSI 224   1,28   0,58%
  • IDX30 424   4,95   1,18%
  • IDXHIDIV20 505   2,98   0,59%
  • IDX80 117   1,42   1,22%
  • IDXV30 119   0,29   0,25%
  • IDXQ30 139   1,52   1,11%

Puluhan Ribu Pegawai Federal AS Mundur di Tengah Ancaman PHK dari Pemerintahan Trump


Selasa, 20 Mei 2025 / 18:56 WIB
Puluhan Ribu Pegawai Federal AS Mundur di Tengah Ancaman PHK dari Pemerintahan Trump
ILUSTRASI. Puluhan ribu pegawai pemerintah Amerika Serikat (AS) memilih mengundurkan diri daripada menunggu ketidakpastian dan ancaman pemecatan massal yang dilontarkan pemerintahan Presiden Donald Trump, menurut serikat pekerja, pakar tata kelola, dan karyawan yang terdampak. REUTERS/Brian Snyder


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Puluhan ribu pegawai pemerintah Amerika Serikat (AS) memilih mengundurkan diri daripada menunggu ketidakpastian dan ancaman pemecatan massal yang dilontarkan pemerintahan Presiden Donald Trump, menurut serikat pekerja, pakar tata kelola, dan karyawan yang terdampak.

Sejak menjabat, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk memangkas ukuran dan biaya birokrasi pemerintah secara drastis.

Namun, empat bulan kemudian, gelombang PHK besar-besaran di lembaga-lembaga utama belum terwujud secara nyata. Proses hukum juga turut memperlambat upaya tersebut.

Baca Juga: Staf Trump Bongkar Peran Besar Elon Musk di Gedung Putih Usai Tinggalkan DOGE!

Sebagian besar dari sekitar 260.000 pegawai sipil yang telah atau akan meninggalkan pekerjaannya hingga akhir September, memilih menerima tawaran pesangon atau insentif pengunduran diri lainnya.

Beberapa di antaranya mengaku tidak tahan dengan tekanan psikologis akibat ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disampaikan berulang kali oleh pejabat pemerintahan Trump.

Melalui kombinasi ancaman, pesangon, dan program pensiun dini, pemerintahan Trump dan Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) yang dipimpin miliarder teknologi Elon Musk berhasil memangkas hampir 12% dari total 2,3 juta pegawai sipil federal, menurut tinjauan Reuters terhadap data kepegawaian.

Gedung Putih belum memberikan komentar terkait laporan ini. Namun, Trump dan Musk telah berulang kali menyebut birokrasi federal sebagai struktur yang gemuk, tidak efisien, dan penuh pemborosan serta kecurangan.

Pemerintah menyatakan bahwa 75.000 pegawai telah mengambil tawaran pesangon pertama, namun belum mengungkap jumlah penerima tawaran kedua yang diberikan bulan lalu.

Skema tersebut memberikan gaji penuh dan tunjangan hingga 30 September, meski sebagian besar pegawai tidak diwajibkan bekerja selama periode itu.

Baca Juga: Elon Musk Angkat Kaki dari Pemerintahan Donald Trump, Bagaimana Nasib DOGE?

Sejumlah lembaga ditargetkan untuk pemangkasan besar, termasuk lebih dari 80.000 posisi di Departemen Urusan Veteran (VA) dan 10.000 di Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat (HHS).

Sejak Januari, banyak pegawai menyatakan hidup dalam ketakutan akan diberhentikan. Beberapa instansi secara rutin mengirim email berisi insentif pengunduran diri disertai peringatan bahwa mereka yang bertahan berisiko terkena PHK dalam gelombang berikutnya.

Perintah Trump untuk mengakhiri sistem kerja jarak jauh turut menyebabkan kantor menjadi sesak, sementara eksodus pegawai berpengalaman menimbulkan disfungsi di internal lembaga.

Menurut Don Moynihan, profesor di Ford School of Public Policy, Universitas Michigan, strategi pemerintahan Trump dan DOGE berhasil mematahkan perlawanan awal dari para pegawai negeri sipil tanpa harus menghadapi risiko hukum dari pemecatan langsung.

Baca Juga: Gelombang Protes Anti-Tesla Meluas, Elon Musk dan Kebijakan DOGE Terus Dikecam

Upaya itu termasuk pesan dalam tawaran pesangon pertama bahwa pegawai bekerja di posisi "berproduktivitas rendah", perintah dari Musk agar pegawai merinci lima pencapaian kerja setiap minggu, serta penugasan di luar keahlian.

“Tidak layak dikatakan ini pengunduran diri sukarela. Banyak yang merasa dipaksa keluar,” ujar Moynihan.

Charlotte Reynolds (58), analis pajak senior di IRS mengundurkan diri per 30 April setelah 33 tahun mengabdi. Awalnya ia menolak tawaran pesangon Januari, tetapi akhirnya menyerah pada tekanan.

“Mereka bilang kami tidak produktif, tidak berguna. Itu sangat menyakitkan setelah puluhan tahun saya mendedikasikan diri,” ujarnya, Selasa (20/5).

Kemarahan Serikat Pekerja

Presiden Serikat Pegawai Pemerintah Federal (AFGE), Everett Kelley, menyoroti pernyataan kepala anggaran Trump, Russ Vought, yang pada 2023 mengatakan bahwa pegawai pemerintah harus merasakan “trauma”.

“Kami ingin mereka bangun di pagi hari dan tidak ingin pergi bekerja,” ujar Vought dalam acara think tank Center for Renewing America.

“Trump memberi kekuasaan pada Musk dan tim DOGE-nya untuk melecehkan, menghina, dan menyebarkan kebohongan tentang pegawai federal serta memaksa puluhan ribu orang keluar dari pekerjaannya,” kata Kelley.

Baca Juga: 14 Negara Bagian AS Gugat Elon Musk! Kewenangan DOGE Dituding Melanggar Konstitusi

Vought belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

Seorang pegawai Administrasi Jaminan Sosial (SSA), yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengaku menerima tawaran pesangon kedua karena tekanan psikologis terlalu berat.

Ia mengaku mengalami gangguan tidur, minum alkohol lebih sering, dan kurang berolahraga.

“Rasanya seperti hidup saya jungkir balik,” ujarnya.

Gugatan dan Perlawanan Hukum

Sejumlah gugatan hukum telah diajukan untuk menentang upaya pemecatan massal ini.

Dalam putusan besar pada 9 Mei, seorang hakim federal di California memutuskan larangan sementara terhadap PHK di 20 lembaga, termasuk Kementerian Pertanian, Kesehatan, Keuangan, dan Urusan Veteran, serta memerintahkan pemulihan pegawai yang sudah diberhentikan.

Pemerintah tengah mengajukan banding atas putusan tersebut, yang menyatakan bahwa Trump tidak dapat melakukan restrukturisasi lembaga federal tanpa persetujuan Kongres.

Meski sejauh ini PHK massal belum benar-benar dilakukan, banyak pihak meyakini Trump akan terus mendorongnya jika hambatan hukum di tingkat banding dicabut.

Selanjutnya: Berkat Bunga Deposito Tinggi, DPK Krom Bank Capai Rp 4,6 Triliun di Kuartal l 2025

Menarik Dibaca: Selandia Baru & Indonesia Berkolaborasi Hadirkan Produk Berkelanjutan di Supermarket




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×