Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India memerintahkan lockdown selama 21 hari kepada 1,3 miliar penduduknya pada hari Selasa untuk mencoba melindungi negara terpadat kedua di dunia ini dari virus corona yang kian menyebar di seluruh dunia.
Dilansir dari Reuters, peneliti kesehatan telah memperingatkan bahwa lebih dari satu juta orang di India dapat terinfeksi dengan virus corona pada pertengahan Mei sehingga mendorong pemerintah untuk menutup semua perjalanan udara dan kereta api, bisnis dan sekolah.
Baca Juga: Mengapa tingkat kematian akibat corona di Italia paling tinggi?
Pada hari Selasa, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan tidak ada seorang pun di negara demokrasi terbesar di dunia ini yang akan diizinkan meninggalkan rumah mereka selama tiga minggu ke depan mulai tengah malam pada hari Selasa.
"Satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri dari virus corona adalah jika kita tidak meninggalkan rumah kita, apa pun yang terjadi, kita tinggal di rumah," kata Modi dalam pidato kedua dalam waktu kurang dari seminggu untuk mencoba dan menggalang orang-orang India di balik penguncian besar-besaran.
"Setiap kabupaten, setiap jalur, setiap desa akan dikunci," katanya seraya memperingatkan bahwa India akan mundur selama beberapa dekade jika tidak ditutup dan melawan virus.
Baca Juga: Waduh, jumlah kasus virus corona di Italia mungkin 10 kali lebih tinggi
Banyak orang muncul di toko-toko di Delhi dan Mumbai dan di tempat lain untuk membeli barang-barang penting sebelum perintah larangan diberlakukan.
India telah menemukan 482 kasus virus corona dan 10 orang meninggal akibat penyakit COVID-19, tetapi kekhawatiran di seluruh kawasan itu meningkat tentang kemungkinan penyebarannya ke masyarakat miskin dan kemampuan sektor kesehatan masyarakat yang kekurangan sumber daya untuk mengatasinya.
Modi bertindak hanya sehari setelah WHO menyerukan tindakan agresif yang harus diambil oleh India seraya mengatakan langkah itu penting untuk perang global melawan penyakit itu.
Baca Juga: Jumlah kematian global capai 14.510, WHO serukan taktik agresif lawan corona
"Masa depan pandemi ini pada tingkat yang lebih besar akan ditentukan oleh apa yang terjadi dengan negara-negara yang sangat besar dan padat penduduk," kata Dr. Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO, mengatakan.
"Jadi, sangat penting bagi India untuk terus mengambil tindakan agresif di tingkat kesehatan masyarakat dan di tingkat masyarakat untuk mengendalikan dan menekan penyakit ini," katanya.