kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.090.000   -8.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   32,00   0,19%
  • IDX 8.012   3,22   0,04%
  • KOMPAS100 1.118   2,16   0,19%
  • LQ45 810   0,84   0,10%
  • ISSI 277   0,87   0,32%
  • IDX30 421   0,70   0,17%
  • IDXHIDIV20 483   0,26   0,05%
  • IDX80 123   0,12   0,10%
  • IDXV30 132   0,14   0,11%
  • IDXQ30 134   -0,14   -0,10%

Putin Beri Sinyal Naikkan Pajak untuk Tutup Defisit Anggaran Rusia


Jumat, 19 September 2025 / 08:19 WIB
Putin Beri Sinyal Naikkan Pajak untuk Tutup Defisit Anggaran Rusia
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis menyatakan bahwa pemerintah membuka kemungkinan menaikkan beberapa pajak


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis menyatakan bahwa pemerintah membuka kemungkinan menaikkan beberapa pajak, terutama bagi kalangan kaya, sebagai langkah menyeimbangkan anggaran di tengah tahun keempat perang di Ukraina.

Draf anggaran diperkirakan akan diajukan ke parlemen pada 29 September. Menurut sumber Reuters, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) guna menjaga defisit anggaran tetap terkendali dan mempertahankan cadangan negara.

Pajak Mewah dan Dividen Bisa Jadi Opsi

Dalam pertemuan dengan pimpinan faksi parlementer, Putin menyebut bahwa langkah-langkah seperti pajak barang mewah atau peningkatan pajak atas dividen saham bisa dianggap "masuk akal" selama masa perang, namun ia menekankan perlunya kehati-hatian. Putin tidak menyebut pajak lain secara spesifik.

“Di Amerika Serikat, saya tidak ingin mempolitisasi ini, saat Perang Vietnam dan Perang Korea, itulah yang mereka lakukan. Mereka menaikkan pajak khusus untuk orang dengan penghasilan tinggi,” kata Putin.

Baca Juga: AS Takkan Kenakan Tarif Tambahan untuk China atas Minyak Rusia, kecuali Eropa Duluan

Sejak 2021, Rusia menerapkan pajak progresif atas penghasilan, dan tahun ini tarif untuk penghasilan tinggi telah dinaikkan. Kementerian Keuangan sebelumnya menyatakan bahwa peningkatan pajak atas dividen berpotensi menakut-nakuti investor saham.

Putin menegaskan tidak akan ada perubahan besar pada sistem pajak hingga 2030 setelah kenaikan pajak yang diperkenalkan pada 2025. Ia juga meminta pemerintah pada 5 September untuk meningkatkan pendapatan melalui produktivitas, bukan pajak.

Inisiatif Baru Lindungi Anggaran dari Fluktuasi Minyak

Selain potensi kenaikan pajak, pemerintah Rusia mengumumkan inisiatif baru untuk melindungi anggaran dari fluktuasi harga minyak dan sanksi Barat terhadap ekspor energi Rusia.

Menteri Keuangan Anton Siluanov menjelaskan bahwa pemerintah akan menurunkan harga batas (cut-off price) minyak di atasnya pendapatan masuk ke fiscal reserve fund, dengan tujuan memastikan dana cadangan cukup terisi.

“Untuk membuat keuangan negara lebih tangguh, kami mengusulkan pengurangan ketergantungan pada berbagai pembatas, baik terkait harga maupun volume, dalam ketergantungan anggaran terhadap pendapatan minyak dan gas,” kata Siluanov dalam forum keuangan tahunan.

Penjualan Minyak dan Gas Rusia Diperkirakan Turun Tajam

Penjualan minyak dan gas negara pada September diperkirakan turun sekitar 23% dibanding tahun lalu, akibat harga yang lebih rendah dan penguatan rubel. Putin menyatakan ketidakpuasan terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan hanya 1%, turun dari 4,3% tahun lalu.

Siluanov berupaya mengembalikan mekanisme harga minyak, yang dikenal sebagai “budget rule”, yang sempat ditinggalkan sejak awal perang di Ukraina.

Baca Juga: Ekspor Gandum Rusia Lewat Laut Turun 16,4% pada Agustus 2025

Mekanisme ini membantu menyalurkan pendapatan dari harga minyak di atas batas tertentu ke dana cadangan fiskal, sementara sisanya digunakan untuk menutup pengeluaran anggaran.

Dana Cadangan dan Kekuatan Anggaran

Jika mekanisme ini tidak diterapkan, anggaran menjadi lebih rentan saat harga minyak turun. Siluanov menargetkan agar pendapatan energi menyumbang 22% dari total anggaran, turun dari 25% dalam delapan bulan pertama 2025, untuk membuat anggaran lebih “kuat”.

Harga batas minyak akan diturunkan US$1 setiap tahun hingga mencapai US$55 per barel pada 2030, dari posisi saat ini US$60 per barel.

Dana cadangan fiskal saat ini sekitar 4 triliun rubel (US$48,25 miliar), dan pemerintah berencana menarik 447 miliar rubel (US$5,39 miliar) tahun ini untuk menutup sebagian defisit anggaran, yang diperkirakan melebihi 1,7% dari PDB.

Draf anggaran 2026 menetapkan harga rata-rata minyak Urals sebesar US$59 per barel, yang berarti cadangan fiskal tidak akan terisi penuh dengan harga batas yang sama.

Selanjutnya: Nvidia Rogoh US$900 Juta Rekrut CEO Enfabrica dan Lisensi Teknologi

Menarik Dibaca: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Jumat (19/9): Emas Galeri 24 Anjlok, UBS Naik




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×