kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Putin: Rusia tahu AS agak lebih unggul dari China dalam senjata hipersonik


Rabu, 01 Desember 2021 / 23:15 WIB
Putin: Rusia tahu AS agak lebih unggul dari China dalam senjata hipersonik


Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Rusia tahu bahwa Amerika Serikat atau AS agak lebih unggul dari China dalam pengembangan senjata hipersonik, meskipun "tidak ada yang mempermasalahkannya". 

Tapi, dia menunjukkan keberhasilan uji coba senjata hipersonik China.

“Dan, kami melihat reaksi mitra kami, Amerika dalam hal ini. Tetapi, kami tahu bahwa mitra kami Amerika sedikit lebih maju dalam pengembangan senjata hipersonik," kata Putin dalam forum investasi bertajuk Russia Calling!, Selasa (30/11). 

"Mereka tidak membicarakannya dan tidak ada yang mempermasalahkannya. Sama seperti tidak ada yang membuat keributan ketika mereka menguji senjata anti-satelit mereka 10 tahun yang lalu, yang mereka miliki sekarang," ujarnya, seperti dikutip TASS. 

Baca Juga: Rusia kembali uji coba rudal hipersonik Tsirkon, kecepatan hingga 11.000 km per jam

Hanya, "Ketika Rusia melakukan tes seperti itu baru-baru ini, maka itu adalah keributan di seluruh dunia," ungkap Presiden Rusia.

Dia menambahkan, Rusia menganggap penting untuk terlibat dalam dialog tentang stabilitas strategis dengan AS dan China.

“Kami berpikir untuk memastikan keamanan kami sendiri dan bekerjasama dengan mitra kami pada arah yang kami anggap penting," katanya. 

"Misalnya, kami menganggap penting untuk terlibat dalam dialog tentang stabilitas strategis dengan Amerika Serikat. Kami juga terlibat dalam dialog semacam itu dengan Republik Rakyat China," sebut Putin.

Baca Juga: Situasi di perbatasan Ukraina memanas, Rusia siap ambil semua langkah jika diperlukan

Putin juga mencatat peningkatan kebuntuan antara Barat dan China. Menurutnya, pembentukan kemitraan AUKUS (Australia, Inggris, dan AS) adalah contoh tindakan destabilisasi negara-negara Barat.

“Faktanya tetap bahwa persaingan ini meningkat, dan kadang-kadang menjijikkan,” tegas dia. 

“Contohnya, pembentukan pakta AUKUS, yang mencakup AS, Inggris, dan Australia. Ketika seseorang membentuk aliansi tertutup melawan seseorang, itu tidak membantu memperbaiki situasi di kawasan itu, itu meningkatkan ketegangan,” imbuhnya.

Putin juga menyatakan, sanksi Barat terhadap China tidak bisa dibenarkan.

“Mereka mengkhawatirkan saya dengan China sejak tahun 2000. Sejak itu, mereka yang menakut-nakuti saya, menjadi takut dan mulai mengubah kebijakan mereka terhadap China," ungkap dia.

"Itu sudah berubah, karenanya berbagai sanksi dan pembatasan, yang menurut saya, sama sekali tidak bisa dibenarkan. Maksud saya, mereka bertentangan dengan norma-norma hukum internasional,” ujar Putin.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×