Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Kamis (27/8/2020), Kremlin telah membentuk pasukan polisi untuk mendukung pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko atas permintaannya. Putin bilang, pasukan ini tidak akan dikerahkan kecuali kerusuhan di Belarusia lepas kendali.
Reuters memberitakan, pernyataan tersebut adalah sinyal terkuat namun bahwa Rusia siap untuk menggunakan kekerasan jika diperlukan di Belarus, di mana demonstrasi massa telah berlangsung sejak pemilu 9 Agustus lalu. Menurut pihak oposisi, pemilu tersebut dicurangi untuk memperpanjang pemerintahan 26 tahun Lukashenko.
"Kami tentu saja memiliki kewajiban tertentu terhadap Belarusia, dan pertanyaan yang diajukan Lukashenko adalah apakah kami akan memberikan bantuan yang diperlukan," kata Putin kepada televisi pemerintah seperti yang dilansir Reuters.
Baca Juga: Rekaman rahasia: Bom Tsar Rusia ledakannya ribuan kali lebih dahsyat dari Hiroshima
“Saya mengatakan kepadanya bahwa Rusia akan memenuhi semua kewajibannya. Alexander Grigorivich (Lukashenko) meminta saya untuk membentuk pasukan polisi cadangan dan saya telah melakukannya. Tapi kami setuju ini tidak akan digunakan kecuali situasinya menjadi tidak terkendali."
Dewan Koordinasi oposisi Belarusia mengatakan langkah Moskow untuk membentuk kekuatan semacam itu melanggar hukum internasional.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru bagi industri militer Rusia
Polandia, anggota NATO dan tetangganya, juga menuntut Rusia untuk menyingkirkan rencana intervensi apa pun. "Polandia mendesak Rusia untuk segera menarik diri dari rencana intervensi militer di Belarusia, dengan alasan palsu 'memulihkan kendali' - tindakan bermusuhan, yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia rakyat Belarusia, yang seharusnya bebas memutuskan nasib mereka sendiri," kata Perdana Menteri Mateusz Morawiecki lewat tweet.