kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Putin: Rusia telah siapkan pasukan untuk Belarusia jika kerusuhan lepas kendali


Jumat, 28 Agustus 2020 / 07:59 WIB
Putin: Rusia telah siapkan pasukan untuk Belarusia jika kerusuhan lepas kendali
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin. Sputnik/Aleksey Nikolskyi/Kremlin via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Kamis (27/8/2020), Kremlin telah membentuk pasukan polisi untuk mendukung pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko atas permintaannya. Putin bilang, pasukan ini tidak akan dikerahkan kecuali kerusuhan di Belarusia lepas kendali.

Reuters memberitakan, pernyataan tersebut adalah sinyal terkuat namun bahwa Rusia siap untuk menggunakan kekerasan jika diperlukan di Belarus, di mana demonstrasi massa telah berlangsung sejak pemilu 9 Agustus lalu. Menurut pihak oposisi, pemilu tersebut dicurangi untuk memperpanjang pemerintahan 26 tahun Lukashenko.

"Kami tentu saja memiliki kewajiban tertentu terhadap Belarusia, dan pertanyaan yang diajukan Lukashenko adalah apakah kami akan memberikan bantuan yang diperlukan," kata Putin kepada televisi pemerintah seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Rekaman rahasia: Bom Tsar Rusia ledakannya ribuan kali lebih dahsyat dari Hiroshima

“Saya mengatakan kepadanya bahwa Rusia akan memenuhi semua kewajibannya. Alexander Grigorivich (Lukashenko) meminta saya untuk membentuk pasukan polisi cadangan dan saya telah melakukannya. Tapi kami setuju ini tidak akan digunakan kecuali situasinya menjadi tidak terkendali."

Dewan Koordinasi oposisi Belarusia mengatakan langkah Moskow untuk membentuk kekuatan semacam itu melanggar hukum internasional.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru bagi industri militer Rusia

Polandia, anggota NATO dan tetangganya, juga menuntut Rusia untuk menyingkirkan rencana intervensi apa pun. "Polandia mendesak Rusia untuk segera menarik diri dari rencana intervensi militer di Belarusia, dengan alasan palsu 'memulihkan kendali' - tindakan bermusuhan, yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia rakyat Belarusia, yang seharusnya bebas memutuskan nasib mereka sendiri," kata Perdana Menteri Mateusz Morawiecki lewat tweet.

Mengutip Reuters, situasi Belarusia berada dalam kekacauan sejak pemilihan umum. Pasukan keamanan telah memukuli pengunjuk rasa dan menangkap ribuan orang dalam upaya untuk membasmi demonstrasi dan pemogokan massal.

Polisi tampaknya mengambil sikap kurang agresif minggu lalu, tetapi penangkapan pengunjuk rasa sejak itu terus meningkat.

Baca Juga: Pemimpin oposisi Rusia dalam kondisi koma, diduga diracun

"Dua hari terakhir kami melihat terjadi peningkatan represi," jelas Valentin Stefanovich, seorang aktivis di kelompok hak-hak sipil Spring, mengatakan kepada Reuters. “Pihak berwenang menunggu aktivitas di jalanan mereda dan kemudian mulai meningkat lagi. Saya berharap setidaknya pelecehan dan penyiksaan telah berhenti."

Pada hari Kamis, sekitar 1.000 orang berkumpul di alun-alun, beberapa membentuk rantai dan berdoa, sementara polisi dan tentara berkumpul. Polisi menangkap banyak demonstran.

Baca Juga: Rusia: Belum perlu membantu Belarusia secara militer untuk saat ini

Sekitar 20 wartawan yang bersiap untuk meliput unjuk rasa, termasuk juru kamera Reuters, juga ditahan. Telepon dan dokumen identitas mereka disita.

Sebagian besar jurnalis kemudian dibebaskan. Namun, Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde mentweet pada Kamis malam bahwa seorang jurnalis Swedia, Paul Hansen, ditahan di Minsk. Dia menuntut pembebasannya segera.

Sekutu terdekat

Belarusia adalah sekutu terdekat Rusia di antara negara-negara bekas Soviet, dan perbatasannya yang dibentengi dengan anggota NATO sangat penting untuk strategi pertahanan Moskow. Moskow dan Minsk bahkan telah memproklamasikan “negara persatuan”, lengkap dengan bendera merah bergaya Soviet.

Lukashenko memiliki hubungan pribadi yang sulit dengan Putin. Namun demikian, Rusia telah mengambil langkah untuk menopangnya, seperti mengirim wartawan ke staf TV pemerintah setelah karyawan mengundurkan diri untuk memprotes apa yang mereka sebut propaganda.

Baca Juga: Rusia ke AS dan Eropa: Jangan ganggu Belarusia

Lukashenko mengatakan dia telah setuju dengan Putin untuk merestrukturisasi kembali pinjaman US$ 1 miliar yang jatuh tempo, meskipun kementerian keuangan Rusia mengatakan belum menerima permintaan seperti itu.

Barat sejauh ini bertindak hati-hati, waspada terhdap tanggapan provokasi militer Rusia seperti yang terjadi di Ukraina pada 2014.

Di Berlin, menteri luar negeri Uni Eropa membahas kemungkinan sanksi terhadap daftar pendek hingga 20 orang Belarusia yang disalahkan atas kecurangan pemilu atau penyalahgunaan pengunjuk rasa.

Baca Juga: Bisa kerek ketegangan, Putin minta Jerman & Prancis tak ikut campur urusan Belarusia

Lukashenko menuduh Barat mengerahkan pasukan di perbatasan Belarusia. Namun, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membantahnya.

"Kami menghormati kedaulatan dan tidak ada pembangunan militer oleh NATO di dekat Belarus," katanya kepada Reuters. “Kami menyerukan Rusia untuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara merdeka, Belarusia.”



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×