kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Putin: Ukraina Tak Akan Bisa Ekspor Gandum Kecuali Barat Memenuhi Permintaan Rusia


Selasa, 05 September 2023 / 07:09 WIB
Putin: Ukraina Tak Akan Bisa Ekspor Gandum Kecuali Barat Memenuhi Permintaan Rusia
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Ukraina tak akan bisa mengekspor gandum melalui Laut Hitam sampai Barat memenuhi tuntutan Moskow. Sputnik/Alexei Nikolskyi/Kremlin via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Senin (5/9/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kesepakatan penting yang memungkinkan Ukraina mengekspor gandum dengan aman melalui Laut Hitam di tengah perang tidak akan terwujud sampai negara-negara Barat memenuhi tuntutan Moskow atas ekspor pertaniannya sendiri.

Menurut AP, Ukraina dan sekutu Baratnya menolak tuntutan Kremlin dan menganggapnya sebagai taktik untuk memajukan kepentingan mereka sendiri.

Namun, pernyataan Putin memupus harapan bahwa pembicaraannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dapat menghidupkan kembali perjanjian yang dianggap penting bagi pasokan pangan global, terutama di Afrika, Timur Tengah, dan Asia.

Rusia menolak untuk memperpanjang perjanjian tersebut pada bulan Juli, dengan mengeluh bahwa perjanjian paralel yang menjanjikan untuk menghilangkan hambatan terhadap ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak dipenuhi. 

Dikatakan bahwa pembatasan pengiriman dan asuransi menghambat perdagangan pertaniannya, meskipun negara tersebut telah mengirimkan gandum dalam jumlah besar sejak tahun lalu.

Putin mengulangi keluhannya pada hari Senin, dan juga mengatakan kepada wartawan bahwa jika komitmen tersebut dihormati, Rusia dapat kembali ke perjanjian tersebut “dalam beberapa hari.”

Baca Juga: Erdogan Temui Putin untuk Ajak Kembali ke Kesepakatan Black Sea Grain Initiative

Erdogan juga menyatakan harapannya bahwa terobosan bisa segera terjadi. Dia mengatakan Turki dan PBB – yang keduanya menjadi perantara kesepakatan awal – telah menyusun paket proposal baru untuk mengatasi masalah ini.

“Kami yakin bahwa kami akan mencapai solusi yang memenuhi harapan dalam waktu singkat,” kata Erdogan pada konferensi pers yang diadakan bersama Putin di resor Sochi, Rusia.

Ukraina sedang mencari cara untuk mengekspor gandumnya

Menurut Rob McBride dari Al Jazeera di Kyiv, hasil pertemuan di Sochi telah dipandang dengan “sinisme” di Ukraina.

“Orang-orang mengatakan bahwa Rusia-lah yang menginvasi Ukraina dan mengubah Laut Hitam menjadi zona perang, merujuk pada serangan Rusia terhadap infrastruktur ekspor gandum Ukraina,” kata McBride.

Rusia telah meningkatkan serangan drone dan rudal terhadap pelabuhan gandum dan infrastruktur penyimpanan Ukraina. Ukraina mengatakan puluhan ribu ton biji-bijian telah dimusnahkan dalam proses tersebut.

Ukraina telah membangun koridornya sendiri sejak berakhirnya perjanjian pasokan gandum, yang dimulai dari pelabuhan Odessa. Namun Rusia mengancam akan memperlakukan semua kapal yang singgah di pelabuhan Ukraina sebagai sasaran militer potensial.

Baca Juga: Presiden Zelenskiy Pecat Menteri Pertahanan Masa Perang

“Kami memiliki dua kapal lagi yang melakukan perjalanan ke Laut Hitam dari Odessa,” kata Mc Bride.

“Ukraina menemukan cara untuk mengekspor gandumnya dengan atau tanpa bantuan Rusia.”



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×