Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Angkatan Laut AS pada hari Senin (7/8) melaporkan bahwa lebih dari 3.000 personel militer AS telah tiba di Laut Merah dengan menggunakan dua kapal perang. Ini merupakan respons AS menyusul insiden penyitaan kapal tanker oleh Iran.
Mengutip CNA, para pelaut dan marinir AS tersebut memasuki Laut Merah pada hari Minggu setelah transit di Terusan Suez. Para personel merupakan bagian dari Armada Kelima Angkatan Laut AS yang bertugas di kawasan Timur Tengah.
Mereka tiba dengan menaiki kapal perang USS Bataan dan USS Carter Hall.
Baca Juga: Intelijen AS Meyakini Tidak Ada Pengembangan Senjata Nuklir di Iran
USS Bataan adalah kapal serbu amfibi yang dapat membawa pesawat sayap tetap dan putar serta kapal pendarat. Sementara USS Carter Hall merupakan kapal pendaratan dermaga yang bertugas mengangkut Marinir dan segala perlengkapannya, serta mendaratkan mereka ke dermaga.
"Pengerahan ini menambah upaya untuk mencegah aktivitas destabilisasi dan mengurangi ketegangan regional yang disebabkan oleh gangguan Iran dan penyitaan kapal dagang," kata juru bicara Armada Kelima, Komandan Tim Hawkins.
Baca Juga: Iran Pamerkan Rudal dengan Jangkauan 600 Km dalam Latihan Militer di Teluk Persia
Penyitaan Kapal Internasional Oleh Iran
Militer AS mengatakan Iran telah menyita atau berusaha untuk mengambil alih hampir 20 kapal berbendera internasional di kawasan itu selama dua tahun terakhir.
Pengerahan terbaru terjadi setelah AS mengatakan pasukannya memblokir dua upaya Iran untuk merebut kapal tanker komersial di perairan internasional di lepas pantai Oman pada 5 Juli.
Merespons pernyataan itu, layanan maritim Iran mengatakan salah satu dari dua kapal tanker, Richmond Voyager berbendera Bahama, bertabrakan dengan kapal Iran, melukai lima awak secara serius.
Pada bulan April dan awal Mei, Iran juga menyita dua kapal tanker minyak dalam waktu seminggu di perairan regional tersebut.
Baca Juga: Iran Sita Kapal Tanker, 3.000 Marinir AS Tiba di Laut Merah dengan 2 Kapal Perang
AS Merusak Keamanan dan Stabilitas Regional
Dalam konferensi pers hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, mengatakan bahwa langkah terbaru AS kali ini semakin menunjukkan bahwa AS memang memiliki kepentingan tertentu di kawasan tersebut.
Kanani menegaskan bahwa negara-negara Teluk Persia mampu memastikan keamanannya sendiri.
"Kehadiran militer pemerintah AS di kawasan itu tidak pernah menciptakan keamanan. Kepentingan mereka di kawasan ini selalu memaksa mereka untuk mengobarkan ketidakstabilan dan ketidakamanan," kata Kanani.
Tuduhan Iran tersebut bukan tanpa dasar. Bulan lalu, AS mengumumkan mereka akan mengerahkan kapal perusak, pesawat tempur F-35 dan F-16 ke Timur Tengah untuk mencegah Iran merebut kapal di Teluk.
Pergerakan militer tersebut dipastikan akan membuat suhu Teluk Persia memanas.