Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ronde kedua kenaikan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk impor China dijadwalkan mulai berlaku pada hari Minggu (1/9). Hal ini tentunya meningkatkan tensi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dan memberi dampak pada produk konsumsi.
Trump menargetkan sekitar US$ 300 miliar impor barang tahunan dari China bakal terkena tarif 15%. Terbagi menjadi dua tahap, yakni pada 1 September dan 15 Desember 2019.
Jika diberlakukan sepenuhnya, hampir semua impor China bernilai sekitar US$ 550 miliar akan dikenakan tarif AS yang bersifat hukuman bagi China, terhitung sejak Juli 2018.
Baca Juga: AS dan China mengenakan tarif tambahan barang impor mulai hari ini
Berikut adalah tarif AS dan pembalasan China yang dijadwalkan dalam beberapa bulan ke depan, berdasarkan artikel yang dimuat Reuters, Sabtu (31/8).
1 September 2019
Badan Pabean dan Perlindungan Perbatasan AS akan mulai mengumpulkan tarif untuk barang-barang China pada pukul 12:01 EDT (0401 GMT) pada hari Minggu.
Panduan terkait aturan tersebut sudah dikeluarkan pada hari Jumat, artinya tidak akan ada masa tenggat untuk kargo yang sudah meninggalkan China sebelum waktu tersebut, berbeda dengan peraturan yang diberikan untuk barang dalam perjalanan ketika AS memberlakukan kenaikan tarif pada bulan Mei.
Pada 1 September 2019, beberapa barang yang terdaftar sebagian mencakup sekitar US$ 125 miliar produk konsumen, berdasarkan analisis Reuters pada data Biro Sensus AS 2018. Daftar tersebut termasuk perangkat memori flash, peralatan listrik, sweater katun, seprei, printer multifungsi dan banyak jenis alat kaki.
Kategori terbesar daro produk yang ditargetkan meliputi smart watch, speaker, headphone bluetooth dan perangkat yang terhubung ke internet lain yang sebelumnya terhindari dari putaran tarif sebelumnya. Nilainya diperkirakan mencapai US$ 17,9 miliar per tahun oleh Consumer Technlogy Association.
1 Oktober 2019
Administrasi Trump akan menarik komentar publik pada 20 September terkait usulan kenaikan tarif 1 Oktober 2019 menjadi 30% dari bea 25% yang sudah ada pada impor China senilai US$ 250 miliar.
Baca Juga: Nasib rupiah menanti lagi diskusi perdagangan AS dan China
Produk-produk ini termasuk barang-barang non konsumen senilai US$ 50 miliar, termasuk mesin, komponen elektronik, semikonduktor, papan sirkuit cetak dan bahan kimia.
Serta, ada sekitar US$ 200 miliar produk yang masuk kategori barang konsumsi dan produk bangunan seperti furnitur, penyedot debu, perlengkapan pencahayaan, pipa, tas tangan, koper dan lantai vinil.
15 Desember
Bagian kedua dari tarif 15% untuk barang-barang China yang sebelumnya tidak terkena bea masuk AS dijadwalkan berlaku pada 15 Desember 2019. Daftar ini mewakili jantung sektor teknologi konsumen, termasuk ponsel senilai US$ 43 miliar yang diimpor dari China pada 2018, laptop dan komputer tablet senilai US$ 37 miliar dan mainan senilai US$ 12 miliar.
Trump menunda tarif pada produk ini, untuk menghindari dampak penjualan pada musim natla untuk Apple dan perusahaan ritel lain. Daftar ini mencakup sekitar US$ 156 miliar total impor 2018 dari China berdasarkan data Biro Sensus AS.
Retaliasi China
Pasca Trump mengumumkan akan meningkatkan tarif pada bulan Agustus 2019, Beijing mengumumkan pihaknya akan mengenakan tarif tambahan 5% atau 10% pada total 5.078 kategori produk dari AS, yang mewakili nilai sekitar US$ 75 miliar setiap tahun.
Baca Juga: Donald Trump: Perundingan dagang AS-China lanjut, tarif impor AS tetap jalan
Langkah China ini berlaku pula dalam dua langkah pada 1 September 2019 dan 15 Desember 2019, menargetkan minyak mentah AS untuk pertama kalinya dengan tarif 5%. Impor keledai AS juga sudah dikenai tarif 25% oleh China, dan akan dipukul tambahan 5% pada 1 September 2019, sementara daging sapi dan babi dari AS akan mendapat tambahan tarif 10%.
Beijing juga akan memasang kembali tarif 25% untuk kendaraan buatan AS dan tarif 5% untuk suku cadang mobil yang telah ditangguhkan pada bulan Desember saat momentum negosiasi dagang AS dan China.
China sudah menetapkan tarif atas produk AS senilai US$ 110 miliar, mulai dari 5% hingga 25%. Termasuk kedelai, daging sapi, makanan laut, babi, sayuran, gas alam cair, wiski, dan etanol.
Berdasarkan impor 2018, hanya ada sekitar US$ 10 miliar impor AS yang tidak tersentuh, dengan kategori terbesar terdiri dari pesawat komersial yang dibangun oleh Boeing Co.