Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Dua negara sahabat, Rusia dan Belarus, sedang menggelar latihan penggunaan senjata nuklir taktis. Latihan ini dilakukan saat situasi di kawasan sekitar dua negara sedang memanas.
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, mengakui bahwa senjata nuklir adalah senjata yang menakutkan. Atas dasar itu, dirinya menilai bahwa perlu banyak latihan agar senjata semacam itu bisa digunakan dengan tepat.
"Kita harus tahu cara untuk menanganinya (senjata nuklir). Eskalasi sedang berlangsung. Apa yang harus kita lakukan dalam situasi ini? Kita perlu menjaga agar bubuk mesiu tetap kering, termasuk senjata mematikan ini," kata Lukashenko dikutip TASS hari Jumat (10/5).
Baca Juga: Rusia Peringatkan Bahaya Besar jika NATO Kirim Pasukan ke Ukraina
Lukashenko mengatakan bahwa latihan gabungan dengan senjata nuklir taktis merupakan inisiatifnya.
Belarus mengikuti latihan pada tahap kedua, sedangkan hasil latihan akan dirangkum setelah tahap ketiga.
Lukashenko menambahkan, Belarus dan Rusia telah mengumumkan secara terbuka tentang latihan tersebut setelah terjadi eskalasi keamanan di kawasan, terutama di Ukraina.
Baca Juga: Rusia Gelar Serangan Udara Terbesar, Hacurkan Jaringan Listrik Ukraina
"Eskalasi ini tidak hanya terjadi di Ukraina, karena Timur Tengah sudah terguncang, Iran berada di dekatnya, dan lebih jauh lagi ke kawasan Pasifik. Dunia sepertinya semakin dekat dengan bencana nuklir," lanjutnya.
Tak lupa, Lukashenko juga menegaskan bahwa senjata nuklir yang mereka miliki ada sebagai upaya penangkal. Dirinya memastikan bahwa Rusia dan Belarus akan terus mengupayakan perdamaian.
"Kami tidak ingin berperang dan tidak ingin Ukraina menjadi batu loncatan untuk melakukan serangan. Kami memberitahu mereka: 'Tetap tenang, karena kami memiliki semua yang dibutuhkan'," pungkasnya.