Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pada Selasa (24/8/2020) bahwa pihaknya telah memperingatkan Amerika Serikat dan Uni Eropa agar tidak menjatuhkan sanksi kepada sekutunya Belarusia dan mencampuri urusan dalam negerinya.
Melansir Reuters, hal tersebut dibuat dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis setelah pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun di Moskow.
"Selama diskusi mengenai situasi saat ini di Belarus, pihak Rusia seharusnya tidak ada upaya untuk menekan Minsk, baik melalui sanksi atau politik," kata pernyataan itu.
Baca Juga: Pernyataan kritikus Kremlin: Kematian saya tidak akan membantu Putin
Belarusia telah mengalami lebih dari dua minggu pemogokan massal dan protes atas sengketa pemilihan presiden 9 Agustus.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Kanselir Jerman Angela Merkel, setiap upaya untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri Belarusia tidak dapat diterima.
Setiap upaya semacam itu akan menyebabkan eskalasi krisis politik di Belarusia, kata Putin kepada Merkel melalui panggilan telepon, menurut Kremlin dalam sebuah pernyataan Selasa (18/8), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Rusia: Belum perlu membantu Belarusia secara militer untuk saat ini
Alexander Lukashenko, Presiden Belarusia, Selasa (18/8), memberikan medali "untuk pelayanan yang sempurna" kepada pejabat penegak hukum yang telah membantunya menindak pengunjuk rasa yang menuntut dia mundur selama 10 hari terakhir.
Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan, Amerika Serikat (AS) akan mengamati dengan cermat situasi "mengerikan" di Belarusia, di mana krisis politik meletus setelah Pemilihan Presiden pada 9 Agustus yang menurut pengunjuk rasa dicurangi.
Baca Juga: Putin peringatkan Merkel untuk tidak ikut campur urusan dalam negeri Belarusia
"Ini mengerikan. Itu situasi yang mengerikan, Belarusia. Kami akan mengikutinya dengan cermat," kata Trump, Senin (17/8), seperti dikutip Reuters.
Pasukan keamanan Belarusia bentrok dengan pengunjuk rasa di Minsk dan kota-kota lain, setelah Lukashenko mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan ulang dalam pemungutan suara yang menurut lawannya telah dicurangi.
Di sisi lain, Kremlin mengatakan, belum perlu bagi Rusia membantu Belarusia secara militer untuk saat ini, di tengah kerusuhan di negara itu menyusul pemilihan presiden 9 Agustus yang menurut pengunjuk rasa dicurangi.
Mengutip Reuters, juru bicara Kremlin atau Istana Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov menyatakan, Rabu (19/8), Belarusia sendiri memandang, tidak perlu bantuan Rusia untuk saat ini.
Peskov menuduh kekuatan asing, yang tidak dia sebutkan namanya, ikut campur dalam urusan dalam negeri Belarusia. Ia menegaskan, campur tangan seperti itu tidak dapat diterima.