kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rusia kirim jet tempur ke Libya, AS terjunkan pasukan di Tunisia


Sabtu, 30 Mei 2020 / 23:50 WIB
Rusia kirim jet tempur ke Libya, AS terjunkan pasukan di Tunisia
ILUSTRASI. Seorang anggota pasukan yang setia kepada komandan militer Libya Khalifa Haftar berjaga di dekat ladang minyak El Sharara Libya di Obari, Libya, 6 Februari 2019. REUTERS / Stringe


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TUNIS. Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan Brigade Bantuan Pasukan Keamanan ke Tunisia untuk pelatihan, sebagai bagian dari program bantuannya dengan negara Afrika Utara, di tengah kekhawatiran atas aktivitas Rusia di Libya.

Perang saudara Libya telah menarik kekuatan regional dan global, mendorong apa yang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebut sebagai gelombang besar senjata dan pejuang ke wilayah itu, yang melanggar embargo senjata.

"Ketika Rusia terus mengipasi kobaran konflik Libya, keamanan regional di Afrika Utara menjadi perhatian yang meningkat," kata Komando Afrika AS dalam sebuah pernyataan, Jumat (29/5), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Militer AS tuding Rusia kirim pesawat tempur dukung tentara bayarannya di Libya

"Kami mencari cara baru untuk mengatasi masalah keamanan bersama dengan Tunisia, termasuk penggunaan Brigade Bantuan Pasukan Keamanan kami," ujar Komando Afrika AS. 

Tapi, Komando Afrika AS menyebutkan, Brigade Bantuan Pasukan Keamanan merupakan unit pelatihan kecil sebagai bagian dari bantuan militer dan tidak menyiratkan pasukan militer tempur.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Tunisia pada Sabtu (30/5) mengatakan, AS adalah mitra utama dalam upaya membangun kemampuan operasional pasukan militernya.

Baca Juga: Militer AS: Rusia kirim pesawat tempur ke Libya untuk membangun benteng

Sebelumnya, militer AS mengungkapkan pada Rabu (27/5), militer Rusia telah mengirimkan 14 jet tempur MiG 29 dan Su-24 ke Pangkalan Udara Jufra Tentara Nasional Libya (LNA), meskipun ada penolakan dari LNA dan anggota Parlemen Rusia.

Kekhawatiran terbesar AS 

Mesir, Rusia, dan Uni Emirat Arab mendukung LNA pimpinan Khalifa Haftar yang berbasis di Libya Timur, yang melancarkan serangan tahun lalu untuk merebut Ibu Kota Tripoli.

Brigadir Jenderal AS Gregory Hadfield, Wakil Direktur Direktorat Intelijen Komando Afrika AS, menyebutkan, jalur penerbangan pesawat tempur Rusia melewati Iran dan Suriah sebelum mencapai Libya.

Menurut Hadfield, pesawat tempur itu belum digunakan tetapi bisa menambah kemampuan baru untuk LNA, yang sejauh ini gagal dalam upaya selama setahun terakhir merebut Tripoli dari Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui dunia internasional.

Baca Juga: Saingi Amerika, Rusia bikin pesawat pembom siluman

Tapi, Hadfield memperingatkan, Moskow mungkin tidak membutuhkan kemenangan langsung LNA untuk memajukan kepentingan Rusia.

"Mendukung LNA dan mendukung Haftar, ini benar-benar bukan tentang memenangkan perang, ini tentang mengembangkan benteng," kata Hadfield seperti dilansir Reuters.

Kekhawatiran terbesar AS adalah, jika Moskow menggunakan lokasi seperti Libya untuk menembakkan rudal. 

Baca Juga: Mengenal Poseidon, senjata nuklir hari kiamat milik Rusia

"Jika Rusia mengamankan posisi permanen di Libya dan, lebih buruk lagi, menyebarkan sistem rudal jarak jauh, itu akan menjadi pengubah permainan bagi Eropa, NATO dan banyak negara Barat," sebut Hadfield.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×