kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,85   2,25   0.25%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Rusia: Ukraina Mencoba Membunuh Vladimir Putin dengan Drone


Kamis, 04 Mei 2023 / 06:41 WIB
Rusia: Ukraina Mencoba Membunuh Vladimir Putin dengan Drone
ILUSTRASI. Rusia menuduh Ukraina menyerang Kremlin dengan pesawat tak berawak alias drone dan berupaya untuk membunuh Vladimir Putin. Sputnik/Gavriil Grigorov/Kremlin via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Rabu (3/5/2023), Rusia menuduh Ukraina menyerang Kremlin dengan pesawat tak berawak alias drone dalam upaya untuk membunuh Presiden Vladimir Putin. Ini merupakan tuduhan paling serius yang dilontarkan Moskow ke Kyiv dalam lebih dari 14 bulan masa perang.

Mengutip Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy segera membantah keterlibatan Ukraina. Dia mengatakan pada konferensi pers di Helsinki: 

"Kami tidak menyerang Putin, atau Moskow, kami berperang di wilayah kami."

Seorang pejabat senior kepresidenan Ukraina mengatakan, insiden itu malah menunjukkan bahwa Moskow sedang mempersiapkan "provokasi teroris" besar-besaran.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Washington tidak dapat memvalidasi serangan yang dilaporkan, dan bahwa pernyataan Rusia harus diterima dengan keraguan yang sangat besar.

Sementara itu, Kremlin menegaskan, Rusia berhak untuk membalas. Dan kelompok garis keras Rusia menuntut pembalasan cepat terhadap Zelenskiy.

"Dua kendaraan udara tak berawak diarahkan ke Kremlin. Sebagai hasil dari tindakan tepat waktu yang diambil oleh militer dan dinas khusus dengan penggunaan sistem radar peperangan, perangkat itu berhasil dihentikan," kata kantor kepresidenan Rusia dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Menteri Pertahanan Rusia Meminta Produksi Rudal Dalam Negeri Segera Digandakan

Ditambahkan pula, "Kami menganggap aksi ini sebagai aksi teroris terencana dan upaya pembunuhan presiden, yang dilakukan pada malam Hari Kemenangan, Parade 9 Mei, di mana kehadiran tamu asing juga direncanakan... Pihak Rusia berhak mengambil tindakan pembalasan di mana dan kapan pun dianggap perlu."

Video menunjukkan terjadinya ledakan

Baza, saluran Telegram dengan tautan ke lembaga penegak hukum Rusia, memposting video yang menunjukkan sebuah benda terbang mendekati kubah gedung Senat Kremlin yang menghadap ke Red Square. Red Square adalah tempat parade Hari Kemenangan bakal digelar pada Selasa 9 Mei 2023 mendatang. Dalam video tersebut, benda terbang tersebut tampak meledak dalam semburan cahaya yang intens sebelum mencapai kubah gedung.

Dua video serupa yang diposting di media sosial menunjukkan dua objek terbang di lintasan yang sama menuju kubah, dengan jam di Menara Spassky Kremlin menunjukkan pukul 2:27 dan 2:43 dini hari. 

Yang pertama tampak hancur dengan hanya meninggalkan kepulan asap. Sedangkan objek yang kedua tampak meninggalkan puing-puing yang menyala-nyala di kubah.

Baca Juga: Cemas Serangan Ukraina, Moskow Memperketat Keamanan Parade Hari Kemenangan 9 Mei 2023

Pemeriksaan Reuters pada waktu dan lokasi menunjukkan bahwa video itu mungkin asli, meskipun tidak jelas bagaimana Ukraina, jika terlibat, dapat secara serius berupaya untuk membunuh Putin dengan serangan pesawat tak berawak di Kremlin yang notabene merupakan benteng besar berdinding bersejarah di jantung Moskow.

Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan dalam komentar yang dikirim ke Reuters: 

"Menurut pendapat saya, sangat jelas bahwa 'laporan tentang serangan terhadap Kremlin' dan secara bersamaan dugaan penahanan penyabot Ukraina di Krimea ... jelas menunjukkan persiapan provokasi teroris skala besar oleh Rusia dalam beberapa hari mendatang."

Pembicara kuat dari majelis rendah parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin, menuntut penggunaan "senjata yang mampu menghentikan dan menghancurkan rezim teroris Kyiv".

Dan mantan presiden Dmitry Medvedev, sekarang wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, mengatakan insiden itu tidak memberi Rusia pilihan selain secara fisik melenyapkan Zelenskiy dan kelompoknya.

Akan tetapi, seorang ahli Inggris di Rusia, Mark Galeotti, mengatakan tidak mungkin dugaan serangan itu menargetkan Putin, yang terkenal jarang pergi ke Kremlin, apalagi menginap di sana semalaman.

Baca Juga: Unit-Unit Pasukan Ukraina Berhasil Usir Pasukan Rusia dari Beberapa Posisi di Bakhmut

"Jika kita menganggap itu adalah serangan Ukraina, anggap itu sebagai serangan performatif, demonstrasi kemampuan dan pernyataan niat: 'jangan berpikir Moskow aman'," cuit Galeotti.

Administrasi kepresidenan mengatakan pecahan pesawat tak berawak telah tersebar di wilayah kompleks Kremlin tetapi tidak ada korban jiwa atau kerusakan material.

Kantor berita RIA mengatakan Putin tidak berada di Kremlin pada saat kejadian tersebut, dan bekerja pada hari Rabu di kediaman Novo Ogaryovo di luar Moskow.

Informasi saja, Hari Kemenangan adalah hari libur umum besar untuk memperingati kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua. Ini kesempatan bagi Putin untuk menggalang dukungan rakyat Rusia di belakang apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina.

Rusia menandai kesempatan itu dengan parade militer besar-besaran di Red Square.

Kantor berita negara TASS mengatakan parade masih akan dilanjutkan meski ada insiden drone.

Baca Juga: AS: 100.000 Pasukan Rusia Jadi Korban Perang di Ukraina, 20.000 di Antaranya Tewas

Sebelum serangan drone diumumkan, sekitar 10 jam setelah kejadian, Walikota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan kota itu telah memberlakukan larangan langsung terhadap penerbangan drone yang tidak sah.

Rusia telah menuduh Ukraina melakukan banyak serangan lintas batas sejak awal perang, termasuk serangan pada bulan Desember di pangkalan udara jauh di dalam wilayah Rusia yang menampung pesawat pembom strategis yang diperlengkapi untuk membawa senjata nuklir. Pada bulan Februari, sebuah drone jatuh di Kolomna, sekitar 110 km (70 mil) dari pusat kota Moskow.




TERBARU

[X]
×