Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saham berjangka Amerika Serikat (AS) mencatat lonjakan signifikan pada Senin (12/5) setelah Amerika Serikat (AS) dan China mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor, meredakan kekhawatiran pasar global atas potensi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Dalam pernyataannya usai pembicaraan dengan pejabat China di Jenewa, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengungkapkan bahwa kedua negara sepakat untuk memberlakukan jeda selama 90 hari terhadap kebijakan tarif yang saling diberlakukan. Dalam periode ini, tarif akan diturunkan lebih dari 100 poin persentase menjadi 10%.
Kepala analis FP Markets, Aaron Hill, menyebut kesepakatan ini sebagai “momen penting dalam dinamika perdagangan global.”
Namun, ia juga mengingatkan bahwa periode 90 hari tersebut menunjukkan sifat sementara dari kesepakatan ini dan lebih mencerminkan strategi negosiasi daripada solusi jangka panjang, sehingga ketidakpastian masih membayangi arah kebijakan perdagangan ke depan.
Menanggapi kabar tersebut, indeks Dow E-mini melonjak 822 poin atau 1,99%, S&P 500 E-mini naik 141,75 poin atau 2,5%, dan Nasdaq 100 E-mini menguat 666,25 poin atau 3,31% pada pukul 04:08 waktu setempat. Kontrak berjangka untuk indeks saham perusahaan berkapitalisasi kecil, Russell 2000, juga mencatat kenaikan sebesar 3,5%.
Indeks Volatilitas CBOE, yang kerap dijuluki sebagai indikator ketakutan di Wall Street, sempat turun di bawah 20 poin untuk pertama kalinya sejak akhir Maret, dan terakhir tercatat di angka 20,37 poin.
Saham-saham teknologi dan pertumbuhan besar mengalami penguatan dalam perdagangan prapasar. Saham Nvidia naik 4,6%, sementara Tesla melonjak 6,7%. Saham produsen chip seperti Advanced Micro Devices dan Marvell Technology masing-masing meningkat 4,9% dan 7,5%.
Selain itu, harga minyak mentah dunia juga terdorong naik lebih dari 3% menyusul kabar kesepakatan AS-Tiongkok, yang turut mengangkat saham perusahaan energi utama seperti Chevron dan Exxon Mobil sekitar 2%.
Kesepakatan ini muncul hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat dan Inggris menandatangani perjanjian perdagangan terbatas.
Langkah-langkah diplomatik ini meredakan kecemasan atas dampak negatif dari tarif timbal balik yang diumumkan Presiden Donald Trump pada 2 April lalu, yang sebelumnya dikhawatirkan dapat mengganggu perdagangan global dan memicu resesi ekonomi dunia.
Seiring dengan perkembangan ini dan laporan laba perusahaan yang positif, indeks S&P 500 berhasil memangkas hampir seluruh kerugian sejak awal April.
Namun demikian, sektor farmasi mengalami tekanan setelah Presiden Trump menyatakan rencananya untuk menurunkan harga obat resep ke level yang sama dengan yang dibayarkan oleh negara-negara berpenghasilan tinggi lainnya.
Penurunan harga ini diperkirakan mencapai 30% hingga 80%. Akibatnya, saham Pfizer, Eli Lilly, dan Johnson & Johnson masing-masing mengalami penurunan lebih dari 2%.
Beberapa perusahaan besar seperti Walmart, Cisco, dan Deere dijadwalkan akan merilis laporan keuangannya pekan ini. Di sisi lain, data inflasi ritel (CPI) akan dipublikasikan pada Selasa, disusul oleh data harga produsen dan penjualan ritel dua hari kemudian.
Beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell, juga dijadwalkan menyampaikan pernyataan publik selama minggu ini, yang akan diawasi ketat oleh pasar.