kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,86   -4,43   -0.49%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sanksi Eropa ke Rusia berimbas negatif ke Italia


Senin, 22 Juni 2015 / 10:00 WIB
Sanksi Eropa ke Rusia berimbas negatif ke Italia


Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan

ROMA. Sanksi Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang diberlakukan kepada Rusia malah menjadi bumerang bagi Italia. Kinerja ekspor negara asal Ferrari dan Lamborghini tersebut terpukul karena kehilangan sejumlah pelanggan dari Rusia.

Sepanjang tahun 2014, ekspor Italia ke Rusia jatuh sekitar 12% menjadi US$ 1,4 miliar. Pada tahun ini, ekspor ke Rusia semakin buram. Penjualan barang dan jasa ke Rusia hingga Mei 2015 turun 29,4% dari setahun sebelumnya.

"Kami mungkin tidak akan memiliki jumlah market share yang sama setelah sanksi tersebut berakhir. Ini yang menjadi perhatian kami," ujar Menteri Perindustrian Italia Federica Guidi seperti dikutip Bloomberg.

Salah satu komoditas penting Italia yang menyeret penurunan kinerja ekspor adalah keju parmesan. Italia telah kehilangan potensi pendapatan lebih dari US$ 1,5 miliar dari komoditas ini.

Ekspor pakaian, tekstil dan kulit Italia ke Rusia juga merosot 16,5% di sepanjang 2014. Kemudian, ekspor makanan dan tembakau ke Rusia menciut 9,6% di periode sama. Bahkan, ekspor andalan Italia ke Rusia seperti mesin pembuat peralatan juga menurun 4,1%. Nah, jika sanksi itu diteruskan, ekspor Italia makin mengecil. Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, ekspor pakaian, makanan dan tembakau, serta mesin pembuat peralatan akan turun 26,4%, 47,1% dan 28,8%.

Meski sanksi dicabut, Italia masih menderita kerugian. Negara dengan ekonomi terbesar keempat di Eropa ini memiliki risiko kehilangan pelanggan permanen. Misal, keju, mereka akan membeli keju dari negara lain seperti Swiss, Tunisia, dan Maroko.

Sedangkan beberapa perusahaan perajin kulit yang harus gigit jari karena pemasukan turun adalah Piquadro SpA dan Salvatore Ferragamo SpA. "Kami khawatir dan kami takut," kata Guidi.

Sebagai negara penghasil produk manufaktur terbesar kedua di Eropa setelah Jerman, Italia termasuk yang paling banyak terkena imbas negatif di sektor ekonomi ketimbang rekan-rekannya yang lain. Padahal, ekonomi Negeri Pizza ini mulai pulih dari resesi panjang.

"Kami sedang berusaha mendukung sebanyak mungkin industri kami untuk mencoba menemukan beberapa alternatif pasar yang mungkin untuk mengompensasi penurunan," jelas Guidi.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×