kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sengketa EV, Uni Eropa Disebut Tolak Usulan Tiongkok untuk Harga Jual Minimum


Rabu, 09 Oktober 2024 / 08:13 WIB
Sengketa EV, Uni Eropa Disebut Tolak Usulan Tiongkok untuk Harga Jual Minimum
ILUSTRASI. Brussels menolak usulan pemerintah China agar kendaraan listrik impor buatan China dijual dengan harga minimum 30.000 euro REUTERS/Yves Herman


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BERLIN/SHANGHAI/BRUSSELS. Brussels menolak usulan pemerintah China agar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) impor buatan China dijual dengan harga minimum 30.000 euro (US$ 32.946).

Hal tersebut diungkapkan oleh tiga sumber Reuters yang mengetahui detail permasalahan ini. 

Melansir Reuters, Komisi Eropa mengatakan telah menolak  tawaran harga minimum dari produsen kendaraan listrik di China sebulan lalu sebagai bagian dari investigasi anti-subsidi yang telah menyeret Beijing dan Uni Eropa ke dalam sengketa perdagangan terbesar mereka dalam satu decade terakhir.

Rincian khusus tentang kompromi yang ditawarkan dalam negosiasi antara keduanya belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut menolak disebutkan namanya karena rinciannya bersifat rahasia.

Kementerian Perdagangan China dan Komisi Eropa tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters. Komisi Eropa sebelumnya juga menolak mengomentari negosiasi.

Berdasarkan data tahun 2023 dari perusahaan data JATO Dynamics, Harga rata-rata mobil listrik kurang dari setengah harga di China dibandingkan di Eropa dan Amerika Serikat.

Produsen mobil di negara itu diuntungkan oleh berbagai keunggulan biaya - mulai dari akses lokal ke bahan baku dan baterai, hingga subsidi besar dari pemerintah Beijing.

Baca Juga: Aksi Balasan Tiongkok: China Kenakan Tarif pada Brendi Uni Eropa

Harga eceran rata-rata mobil listrik bertenaga baterai di Tiongkok adalah sekitar 32.000 euro (US$ 35.126,40) pada paruh pertama tahun 2023, termasuk model seperti Seagull BYD yang dijual dengan harga di bawah 10.000 euro.

Sebaliknya, harga eceran rata-rata mobil listrik bertenaga baterai di Eropa adalah 66.000 euro, menurut data JATO. 

Sebagian besar model yang lebih murah yang sedang dikembangkan - dengan harga sekitar 20.000 euro - tidak akan dipasarkan hingga paling cepat tahun 2025, dengan Volkswagen menargetkan kendaraan seharga 20.000 euro pada tahun 2027.

Dalam penolakan terhadap usulan Tiongkok, Brussels mengatakan pada saat itu bahwa yang menjadi masalah bukan hanya harga yang dibebankan produsen mobil untuk kendaraan listrik buatan Tiongkok, tetapi juga subsidi yang mereka terima untuk memproduksinya dan menghilangkan dampak dari pembayaran dukungan tersebut.

Baca Juga: Pengaruh Jerman di Uni Eropa Mulai Memudar, Ini Tanda-tandanya

Komisi menolak memberikan rincian penawaran, yang mana produsen kendaraan listrik di Tiongkok berjanji untuk menghormati ambang batas harga tertentu untuk menghindari membanjiri pasar Eropa dengan kendaraan murah yang menurut blok tersebut tidak dapat disaingi oleh pesaing lokal.

Produsen mobil Tiongkok seperti SAIC dan BYD menetapkan harga model kendaraan listrik mereka sedikit di atas 30.000 euro di Eropa meskipun mereka menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga di pasar dalam negeri mereka. Hal ini menyoroti fleksibilitas dan daya tarik kendaraanlistrik China untuk dijual di Eropa.

Seagull buatan BYD, kendaraan listrik yang lebih kecil yang dijadwalkan hadir di Eropa tahun depan, diperkirakan akan dibanderol dengan harga di bawah 20.000 euro.

Waktu untuk kesepakatan semakin menipis

Waktu untuk menangkis tarif melalui kesepakatan yang dinegosiasikan semakin terbatas. Komisi Eropa pada minggu lalu mengatakan bahwa tarif hingga 45% untuk kendaraan listrik buatan Tiongkok akan diberlakukan mulai 31 Oktober selama lima tahun, kecuali kedua belah pihak menyetujui Rencana B.

Pada hari Selasa, Tiongkok memberlakukan tindakan antidumping sementara pada impor brendi dari Uni Eropa beberapa hari setelah blok 27 negara bagian tersebut memberikan suara untuk tarif kendaraan listrik. Kebijakan tersebut berdampak pada merek Prancis termasuk Hennessy dan Remy Martin.

Baca Juga: Uni Eropa Berlakukan Pajak Tinggi hingga 45% untuk Mobil Listrik Buatan China

Kementerian Perdagangan China sebelumnya mengatakan bahwa mereka ingin menegosiasikan alternatif tarif yang akan melibatkan beberapa bentuk "komitmen harga yang fleksibel". Mereka tidak memberikan rincian lebih jauh mengenai hal ini.

Komisi mengatakan bahwa mereka siap untuk mempertimbangkan kembali komitmen harga lainnya, yang melibatkan harga minimum dan kuota impor, seiring berlanjutnya negosiasi.

Solusinya bisa berupa harga minimum yang dihitung secara individual untuk setiap produsen mobil dan mungkin per jenis model, tergantung pada ukuran mobil dan jangkauannya, kata sumber tersebut.

Salah satu sumber mengatakan bahwa tingkat harga minimum 35.000 hingga 40.000 euro akan menjadi tolok ukur yang lebih baik untuk perundingan.



TERBARU

[X]
×