kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sepekan setelah meninggalkan Gedung Putih, ini agenda terbaru Donald Trump


Selasa, 26 Januari 2021 / 10:44 WIB
Sepekan setelah meninggalkan Gedung Putih, ini agenda terbaru Donald Trump
ILUSTRASI. Sepekan setelah meninggalkan Gedung Putih, ini agenda terbaru Donald Trump


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka kantor di Florida pada hari Senin yang akan menangani tugasnya sebagai mantan presiden AS dan berusaha untuk melanjutkan agenda pemerintahannya.

"Kantor akan bertanggung jawab untuk mengelola korespondensi, pernyataan publik, penampilan, dan kegiatan resmi Presiden Trump untuk memajukan kepentingan Amerika Serikat dan untuk menjalankan agenda Pemerintahan Trump melalui advokasi, pengorganisasian, dan aktivisme publik," tulis sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters, Selasa (26/1).

Pengumuman itu datang pada hari yang sama ketika Dewan Perwakilan Rakyat AS mengirimkan kepada Senat sebuah artikel pemakzulan yang menuduh Trump menghasut pemberontakan dalam pidatonya kepada para pendukungnya sebelum serangan mematikan di Capitol pada 6 Januari 2021. Sidang Senat diperkirakan akan dimulai pada 20 Februari 2021.

Baca Juga: Kekhawatiran paket stimulus mengganggu penguatan awal Wall Street

Dalam sambutan perpisahan di hari terakhirnya sebagai presiden Rabu lalu, Trump mengatakan kepada para pendukung: "Kami akan kembali dalam beberapa bentuk." Trump tidak muncul di depan umum sejak terbang hari itu ke resor Mar-a-Lago miliknya di Palm Beach, Florida.

Sebelum meninggalkan kantor, Trump berbicara dengan rekannya tentang pembentukan partai politik yang disebut "Partai Patriot," lapor Wall Street Journal.

Sebelum meninggalkan jabatannya, ia mengejar tantangan hukum yang gagal untuk membatalkan kekalahannya dalam pemilu 3 November dari Demokrat Joe Biden, dengan secara keliru mengklaim bahwa telah terjadi kecurangan dalam pemilihan umum.

Selanjutnya: Joe Biden larang WNA dari 30 negara masuk Amerika



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×