Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Perempuan-perempuan Iran tampak memasuki Stadion Azadi di Teheran pada Kamis (10/10). Kedatangan mereka untuk menonton pertandingan sekaligus mendukung tim nasional Iran untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir.
Ya, perempuan dilarang menonton permainan pria tersebut di stadion sejak tak lama setelah Revolusi Islam 1979. Hanya beberapa pengecualian yang dibuat untuk kelompok kecil wanita pada kesempatan langka boleh datang ke stadion.
Tapi, di bawah tekanan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan aktivis hak-hak perempuan, Iran akhirnya menyisihkan sekitar 3.000 tiket bagi wanita untuk menonton kualifikasi Piala Dunia Iran melawan Kamboja di Stadion Azadi berkapasitas 78.000 orang, Kamis (10/10).
Baca Juga: FIFA akan pastikan perempuan di Iran punya akses ke stadion bola
Cuma, tiket hanya untuk bagian khusus perempuan di stadion, keputusan yang telah dikritik oleh beberapa juru kampanye yang lebih suka perempuan bisa menonton dengan anggota keluarga laki-laki mereka.
Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan para perempuan tiba di stadion lebih dari dua jam sebelum waktu kick-off. Mereka tampak melambaikan bendera Iran dan meniup terompet vuvuzela sementara sebagian besar tempat duduk stadion masih kosong.
Namun, para juru kampanye menyambut baik akses yang diberikan kepada perempuan untuk pertandingan Iran kontra Kamboja. Hanya, tidak jelas betul, apakah peristiwa Kamis (10/10) itu akan menjadi norma di Iran.
Meski begitu, sebuah laporan yang kantor berita Fars posting memperingatkan, perempuan yang menghadiri pertandingan tersebut berpotensi mendapat bahasa-bahasa kotor, penggunaan narkoba, dan bahkan kekerasan.
"Sekarang, pemerintah telah memutuskan untuk membiarkan perempuan masuk ke Stadion Azadi. Kita harus berharap, bahwa penonton akan mencoba untuk menghormati wanita Iran untuk mengubah suasana publik stadion," sebut laporan itu seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Manchester United disodori 5 nama calon pengganti Solskjaer
FIFA meningkatkan tekanan pada Iran untuk memenuhi komitmen yang memungkinkan perempuan menonton langsung kualifikasi Piala Dunia di stadion, pasca kematian Sahar Khodayari bulan lalu, yang membakar diri untuk memprotes penangkapannya karena mencoba masuk ke stadion.
Mendapat julukan "Gadis Biru" secara daring karena warna tim favoritnya Esteghlal, Khodayari takut dipenjara selama enam bulan oleh Pengadilan Revolusi Islam lantaran mencoba memasuki stadion dengan berpakaian seperti laki-laki.