Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Xi juga baru-baru ini menyampaikan pernyataannya pada tanggal 9 September tentang menjaga “integritas dan persatuan tingkat tinggi angkatan bersenjata, serta memastikan militer tetap stabil dan aman”, lapor media pemerintah Tiongkok, Xinhua.
Sementara itu, ketidakhadiran menteri pertahanan di panggung publik terjadi setelah militer Tiongkok meluncurkan penyelidikan terhadap kasus korupsi yang terkait dengan pengadaan perangkat keras selama lima tahun, menurut laporan Bloomberg.
Departemen Pengembangan Peralatan PLA mengidentifikasi delapan permasalahan spesifik yang sedang diselidiki, termasuk membocorkan informasi mengenai proyek dan unit militer dan membantu perusahaan tertentu mendapatkan penawaran.
Pada bulan Agustus, The Atlantic menerbitkan sebuah laporan di mana penulis yang berbasis di Beijing, Michael Schuman, menulis, “Rezim komunis China selalu tidak jelas. Namun semakin besar kekuatan global China, semakin besar pula masalah kerahasiaan Partai Komunis.”
Baca Juga: Qin Gang, Mantan Menlu China yang Cepat Meroket & Cepat Jatuh
“Kerahasiaan adalah posisi standar Partai Komunis, namun hal ini telah menjadi sangat ketat di bawah pemerintahan Xi,” kata Steve Tsang, direktur SOAS China Institute di Universitas London, seperti dikutip.
Siapakah Li Shangfu?
Melansir Indian Express, Li Shangfu bergabung dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada Agustus 1982 dan meraih gelar Doktor Teknik. Ia juga merupakan anggota Komite Sentral partai saat ini, sebuah kelompok yang terdiri dari para pemimpin tertinggi.
Menurut sebuah artikel di The Diplomat, yang diterbitkan ketika Li diperkirakan akan diangkat ke jabatan Menteri pada Maret 2023, ayahnya adalah seorang jenderal tertinggi pasukan kereta api PLA. Dalam artikel itu juga ditulis, “Li memiliki pengalaman unik dalam operasi dan akuisisi luar angkasa.” Dia juga berada di bawah sanksi AS atas pembelian sistem rudal Rusia oleh China.
Bloomberg mengatakan dalam laporannya bahwa penampilan publik terakhirnya adalah pada tanggal 29 Agustus, ketika ia menyampaikan pidato utama di Forum Perdamaian dan Keamanan Tiongkok-Afrika ke-3 di Beijing.