Sumber: Forbes | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kekayaan gabungan 10 orang terkaya dunia melonjak lebih dari US$ 40 miliar pada Senin (10/11/2025), seiring kemajuan pembahasan kesepakatan untuk mengakhiri penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (shutdown).
Mengutip Forbes, kenaikan harga saham Tesla menjadi pendorong terbesar, menambah US$ 10,1 miliar ke kekayaan CEO Elon Musk, sehingga total kekayaannya naik menjadi US$ 492,3 miliar. Angka itu semakin memperkuat posisinya sebagai orang terkaya di dunia, jauh di atas peringkat kedua, Larry Ellison, yang kekayaannya juga naik US$ 2,8 miliar menjadi US$ 296,4 miliar.
Saham Amazon yang menguat turut mendongkrak kekayaan Jeff Bezos sebesar US$ 1,9 miliar menjadi US$ 256,4 miliar. Sementara duo pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, masing-masing menambah US$ 5,7 miliar dan US$ 5,2 miliar setelah harga saham Alphabet naik.
Mark Zuckerberg juga ikut menikmati kenaikan pasar, menambah US$ 3,8 miliar ke total kekayaannya menjadi US$ 217,1 miliar berkat lonjakan saham Meta. Dari Eropa, taipan mode Bernard Arnault, pemilik LVMH, memperoleh tambahan US$ 4,1 miliar, membuat total hartanya kini mencapai US$ 184,2 miliar.
Kenaikan saham Nvidia mendorong lonjakan kekayaan Jensen Huang sebesar US$ 6,1 miliar menjadi US$ 169,5 miliar. Sementara saham Microsoft yang menguat menambah US$ 800 juta pada kekayaan mantan CEO Steve Ballmer yang kini mencapai US$ 151,5 miliar.
Baca Juga: Ini Dampak Besar Kebijakan Pembatasan Mineral Kritis China Terhadap PDB AS
Warren Buffett, investor legendaris di posisi ke-10, juga ikut menikmati kenaikan pasar dengan tambahan US$ 300 juta, membuat total kekayaannya kini US$ 149,4 miliar.
Saham Maskapai Menguat Seiring Akhir Shutdown AS
Saham maskapai besar Amerika—American Airlines, United Airlines, dan Delta Airlines—masing-masing naik sekitar 2% pada Senin. Kenaikan ini terjadi setelah berminggu-minggu gangguan operasional di bandara akibat kekurangan staf selama masa shutdown.
Menteri Transportasi AS Sean Duffy pekan lalu memperingatkan bahwa pembatalan penerbangan bisa melonjak hingga 20% bila shutdown terus berlanjut, karena banyak pengendali lalu lintas udara tidak masuk kerja.
Administrator FAA Bryan Bedford mengungkapkan bahwa hingga 40% staf pengendali lalu lintas udara absen setiap hari.
Akibatnya, lebih dari 5.000 penerbangan tertunda dan 1.000 penerbangan dibatalkan pada Sabtu, sementara 7.700 penerbangan tertunda dan hampir 2.300 dibatalkan pada Minggu di seluruh AS.
Baca Juga: Mewah tapi Berujung Bui: Kisah Buronan Penipu China dan 61.000 Bitcoin
Bandara utama seperti LaGuardia dan JFK di New York mencatat sepertiga penerbangan berangkat terlambat.













