Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Lee juga menunjukkan bagaimana sikap terhadap isu jilbab di kalangan Muslim lokal telah berubah selama bertahun-tahun.
“Mengenakan jilbab menjadi semakin penting bagi komunitas Muslim. Ini mencerminkan tren umum religiositas yang lebih kuat dalam Islam, di seluruh dunia, di Asia Tenggara, dan di Singapura. Bagi banyak wanita Muslim, itu menjadi bagian penting dari iman mereka, dan ekspresi identitas yang sangat dirasakan," kata Lee seperti yang dilansir Yahoo News.
Dia mencatat bahwa beberapa dekade terakhir, dirinya telah melihat lebih banyak wanita Muslim di Singapura yang mengenakan jilbab, baik di lingkungan sosial maupun di tempat kerja.
“Dari tahun ke tahun, perubahannya bertahap tetapi dari generasi ke generasi, pergeserannya cukup jelas. Pemerintah sangat memahami keinginan lebih banyak wanita Muslim untuk memakai jilbab,” kata Lee.
Baca Juga: Singapura akan mulai pelonggaran pembatasan perbatasan Covid-19 secara bertahap
Namun, pada saat yang sama, pemerintah juga berhati-hati tentang bagaimana non-Muslim akan bereaksi terhadap perubahan yang terlihat seperti itu dan apakah ini akan mempengaruhi hubungan antar-komunitas.
Mengingat diskusi publik yang intens tentang masalah ini pada tahun 2014, Lee mengatakan dia mengadakan pertemuan tertutup dengan para pemimpin Muslim di mana dia mendengarkan keprihatinan mereka dan menjelaskan posisi pemerintah.
“Di sekolah nasional, semua siswa memakai seragam yang sama apakah mereka kaya atau miskin, dan tanpa memandang ras atau agama. Kita perlu menekankan persamaan mereka dan meminimalkan perbedaan mereka,” katanya.
Baca Juga: Menkeu Singapura: Negeri Singa tak akan mencapai kekebalan kelompok Covid-19