Sumber: Channel News Asia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Singapura harus rela turun lima peringkat ke posisi 7 dalam pemeringkatan global terkait kemampuan menarik, mengembangkan, dan mempertahankan talenta.
Posisi ini sekaligus membuat Singapura kehilangan status sebagai negara dengan kinerja terbaik di Asia, setelah disalip Hong Kong yang naik lima peringkat ke posisi 4.
Adapun peringkat pertama masih ditempati Swiss, disusul Luksemburg dan Islandia.
Baca Juga: Situasi Panas, Ini Imbauan Pemerintah Singapura untuk Warganya di Indonesia
Melansir laman Channelnewsasia, laporan ini dirilis Selasa (9/9) oleh International Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Center yang berbasis di Swiss.
Penilaian dilakukan menggunakan data statistik serta survei terhadap 6.162 eksekutif, dengan tiga pilar utama: investasi dan pengembangan, daya tarik (appeal), serta kesiapan (readiness).
Titik Lemah: Investasi Pendidikan dan Biaya Hidup Tinggi
Penurunan paling tajam Singapura terjadi pada pilar investasi dan pengembangan, dari posisi 22 pada 2024 menjadi 30 tahun ini.
Salah satu indikator yang melemah adalah belanja publik untuk pendidikan, yang hanya 2,1% dari PDB, membuat Singapura terperosok ke peringkat 63.
Selain itu, biaya hidup tinggi juga menjadi penghambat. Dalam pilar daya tarik, Singapura hanya berada di peringkat 65.
Baca Juga: Singapura Tindak Tegas Vape Berbahaya: Ancaman Penjara 20 Tahun, Berlaku September
Kekuatan: Talenta Siap Pakai
Meski demikian, Singapura masih tampil kuat dalam pilar kesiapan, hanya turun satu posisi ke peringkat 2 dunia.
Para eksekutif menilai keterampilan lulusan pendidikan dasar dan menengah Singapura sangat sesuai dengan kebutuhan ekonomi kompetitif.
Kekuatan lain adalah proporsi lulusan sains, jumlah mahasiswa internasional, serta capaian dalam survei OECD PISA untuk siswa usia 15 tahun.
Singapura juga berada di posisi 3 dalam indikator bagaimana tenaga profesional asing berkemampuan tinggi menilai iklim bisnis negara ini.
Tantangan: Relokasi Perusahaan dan Persaingan Regional
Direktur IMD World Competitiveness Center Arturo Bris menyebut biaya hidup yang kian mahal membuat talenta sulit bertahan di Singapura.
Sementara itu, Misiek Piskorski, Dekan Eksekutif Education IMD menambahkan banyak organisasi kini memilih pindah ke negara tetangga seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam yang dinilai lebih stabil, makmur, serta menawarkan tenaga kerja dengan kualitas serupa namun biaya lebih rendah.
“Bukan berarti talentanya pergi, tapi organisasinya yang pindah, dan talenta kemudian mengikuti,” ujarnya.
Meski menghadapi tantangan, Piskorski optimistis Singapura akan bangkit kembali dengan strategi matang untuk menarik kembali talenta global.
Baca Juga: Kasus Perdana, Pria Singapura Pembuat Kpod Divonis 16 Bulan Penjara
Hong Kong dan UEA Masuk 10 Besar
Selain Hong Kong, Uni Emirat Arab (UEA) juga berhasil masuk 10 besar dunia, menempati posisi 9. IMD menilai kedua negara berhasil menarik banyak mahasiswa internasional.
Hong Kong dipuji atas prestasi akademiknya, sementara UEA dinilai memiliki sektor swasta yang sangat kompetitif.
Menurut IMD, mobilitas mahasiswa internasional akan menjadi fondasi strategi talenta jangka panjang, khususnya bagi negara yang mampu mengintegrasikan mereka ke pasar tenaga kerja.
Adapun negara Asia lain dalam 50 besar antara lain Taiwan (17), Malaysia (25), Korea Selatan (37), dan China (38).