kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Situasi Laut China Selatan memanas, Pentagon akan ambil langkah tegas atas Beijing


Sabtu, 19 Desember 2020 / 13:00 WIB
Situasi Laut China Selatan memanas, Pentagon akan ambil langkah tegas atas Beijing


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Dokumen tersebut muncul di tengah kekhawatiran tentang potensi perang panas di wilayah tersebut. Insiden terbaru antara pasukan angkatan laut AS dan China terjadi pada akhir Agustus, ketika Beijing mengatakan telah mendorong kapal perang Amerika dari kepulauan Paracel yang disengketakan, yang dikenal oleh China sebagai Kepulauan Xisha dan oleh Vietnam sebagai Kepulauan Hoang Sa.

China mengklaim hampir semua pulau di Laut China Selatan tetapi pernyataan tersebut dibantah oleh negara-negara lain di kawasan itu, termasuk Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Brunei.

Baca Juga: Memanas lagi, dua kapal perang AS berlayar di Laut China Selatan

Untuk melawan China, AS telah lebih sering mengirim kapal ke wilayah tersebut untuk melakukan apa yang disebut operasi "kebebasan navigasi".

Dokumen militer AS mengatakan China telah mengerahkan armada berlapis-lapis yang mencakup angkatan laut PLA, penjaga pantai, dan milisi maritim untuk menumbangkan kedaulatan negara lain dan menegakkan "klaim yang melanggar hukum".

China juga mengembangkan kekuatan rudal terbesar di dunia, dengan kemampuan nuklir, yang dirancang untuk menyerang AS dan pasukan sekutunya di Guam dan di Timur Jauh, katanya.

Baca Juga: Penasihat militer Biden: AS harus selamatkan Taiwan dari hujan rudal China

Disebutkan bahwa Angkatan Laut AS juga akan lebih terlihat di Pasifik, di mana mereka akan mendeteksi dan mendokumentasikan tindakan saingan mereka yang melanggar hukum internasional, mencuri sumber daya, dan melanggar kedaulatan negara lain.

"Sistem jarak jauh dan senjata hipersonik kami akan memberikan kemampuan serangan global terhadap target di darat," demikian kata laporan tersebut.

Selanjutnya: Laut China Selatan kian bergolak, China kembali gelar latihan militer



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×