kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sosok Soleimani: Veteran perang Iran–Irak yang sangat ditakuti Amerika


Senin, 06 Januari 2020 / 14:10 WIB
Sosok Soleimani: Veteran perang Iran–Irak yang sangat ditakuti Amerika
ILUSTRASI. Jenderal Iran Soleimani. (Dok. Reuters)


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Soleimani menjadi kepala Pasukan Quds pada tahun 1998, sebuah posisi di mana ia tetap bersikap rendah hati selama bertahun-tahun sementara ia memperkuat hubungan Iran dengan Hezbollah di Libanon, pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kelompok-kelompok milisi Syiah di Irak.

Mengutip Wikipedia, Soleimani (11 Maret 1957 – 3 Januari 2020 merupakan perwira militer senior Iran dalam Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dan sejak tahun 1998 menjadi komandan dari Pasukan Quds—sebuah divisi yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial dari Iran.

Baca Juga: Begini kronologi ketegangan AS-Iran yang mengarah pada pembunuhan Soleimani (1)

Ia seorang veteran perang Iran–Irak, dan sangat aktif di berbagai konflik Timur Tengah, terutama di Irak dan Syam. Metode yang ia gunakan merupakan gabungan antara intervensi militer dengan penanaman ideologi dan strategi diplomasi yang keras kepala. Pasukan Quds telah lama memberikan bantuan militer untuk Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Wilayah Palestina.

Soleimani selalu memiliki pengaruh politik dan militer di Irak melalui partai politik Syiah dan Kurdi, yang memberontak terhadap Saddam pada Pemberontakan Irak 1991. Iran telah mempersenjatai dan membantu pemberontak melawan Saddam.

Pada tahun 2012, Soleimani membantu pemerintah Suriah, sekutu penting Iran, selama Perang Saudara Suriah. Soleimani juga ikut membantu komando gabungan pemerintah Irak dan pasukan milisi Syiah melawan Negara Islam Irak dan Syam (NIIS) di 2014-2015.

Baca Juga: Trump mengatakan AS akan menyerang 52 lokasi jika Iran membalas




TERBARU

[X]
×