Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
Mereka mengatakan studi mereka mendukung pembatasan agresif, apakah itu penguncian ketat seperti di Italia dan California, pengujian besar-besaran dan karantina seperti di Korea Selatan dan Singapura, atau kombinasi keduanya seperti yang dilakukan di China.
"Singapura dan Korea Selatan mengadopsi jalur uji besar-besaran dan karantina, yang tampaknya menjadi satu-satunya alternatif yang berhasil untuk menekan biaya," tulis Sood.
Baca Juga: Harapan baru, Australia mulai uji pra-klinis vaksin virus corona
Mereka mengatakan AS menghadapi tantangan yang unik karena hanya setengah dari negara bagian yang mengadopsi intervensi agresif, dan melakukannya pada waktu yang berbeda-beda.
Pada awal bulan lalu, ketika AS melaporkan sekitar 1.000 kasus virus corona dan puluhan kematian, para pejabat AS mengatakan bahwa risiko infeksi bagi masyarakat Amerika terbilang rendah.
Namun jumlah kasus telah meningkat secara eksponensial selama dua minggu terakhir, dengan laporan 213.372 kasus pada hari Kamis waktu setempat.
Baca Juga: Korea Utara klaim hingga saat ini warganya tidak ada yang terinfeksi virus corona