kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,21   13,90   1.53%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah ada 24 vaksin virus corona paling potensial, siapa saja pembuatnya?


Kamis, 23 Juli 2020 / 10:54 WIB
Sudah ada 24 vaksin virus corona paling potensial, siapa saja pembuatnya?
ILUSTRASI. Ilustrasi Pengembangan Vaksin Covid-19. Sudah ada 24 vaksin virus corona paling potensial, siapa saja pembuatnya?


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Lebih dari 150 kandidat vaksin dari 12 negara, termasuk India, sedang berlomba untuk melawan Covid-19 yang telah menginfeksi lebih dari 15 juta orang dan membunuh lebih dari 618.407 orang di seluruh dunia dalam waktu kurang dari enam bulan. 

Melansir situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 24 kandidat telah memasuki tahap uji klinis per 21 Juli 2020.

Namun, vaksin yang dikembangkan oleh University of Oxford, serta dua dari China yakni Sinovac Biotech berhasil masuk ke tahap terakhir uji klinis terhadap manusia. 

Salah satu kandidat vaksin yang paling layak adalah AZD1222 , yang dikembangkan bersama oleh Universitas Oxford, perusahaan Inggris-Swedia, AstraZeneca, dan lainnya. 

AZD1222 telah berhasil melewati tahap 2 uji klinis di Inggris. Tahap ketiga sedang dilakukan di Brasil dan Afrika Selatan.  "Vaksin dapat dibuat komersial pada awal tahun depan," kata Shabir Madhi, profesor vaksin di Universitas Witwatersrand di Johannesburg, yang memimpin uji klinis di Afrika Selatan. 

Baca Juga: Waduh! Kasus virus corona global akhirnya melampaui angka 15 juta

Rincian informasi 24 vaksin

Berikut informasi singkat mengenai 24 kandidat vaksin virus corona paling potensial yang dilansir dari laman resmi masing-masing perusahaan:

China

1. Wuhan Institute/Sinopharm

Wuhan Institute atau Institute Virologi Wuhan mulai berdiri pada 1956 dan bergerak di bidang virus pertanian serta penelitian mikroba lingkungan. 

Awalnya merupakan Institut Mikrobiologi Wuhan yang didirikan oleh akademisi ahli virologi terkenal Gao Shangyin dan akademisi ahli mikrobiologi Chen Huagui dan sejumlah ilmuwan generasi tua. 

Kini, posisi strategis dari Institut Virologi Wuhan adalah untuk menghadapi kesehatan populasi nasional, pengembangan pertanian berkelanjutan, penelitian virologi, maupun ledakan penyakit menular dan biosekuriti. 

Sementara itu, vaksin dari Institut Wuhan telah memasuki uji klinis Fase II. Institut ini berafiliasi dengan grup perusahaan farmasi milik negara Sinopharm, yang manajemennya diawasi oleh SASAC.

2. Sinovac/Instituto Butantan

Perusahaan ini berawal pada 1993 ketika Chief Executive Officernya Weidong Yin dan tim di Tangshan Yian Biological Engineering Co. Ltd. terlibat dalam kegiatan R&D untuk pengembangan vaksin hepatitis A.

Kemudian, pada 1999, keduanya berhasil mengembangkan vaksin hepatitis A tidak aktif pertama yang dikembangkan oleh para ilmuwan China. Perusahaan ini pun resmi berdiri pada 2001 dengan memproduksi dua kategori vaksin, yakni vaksin untuk influenza dan vaksin untuk hepatitis.

Perusahaan asal China ini menjadi satu dari empat produsen yang bergerak ke tahap akhir dalam perlombaan pengembangan vaksin Covid-19. 

Di Indonesia, Sinovac bekerja sama dengan Bio Farma untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin virus corona. 

Baca Juga: Pro kontra vaksin Covid-19 dari China, UNPAD: Kita sudah banyak korban, harus cepat!

3. CanSino Biological Inc./ Beijing Institute of Biotech

Pada 2009, perusahaan ini didirikan di Tianjin, China. CanSino Biological Inc. dan sebelumnya telah berhasil membuat satu vaksin yang disetujui untuk penyakit virus Ebola (Ad5-EBOV) dan 16 kandidat vaksin lainnya. 

Melansir Reuters, Selasa (21/7), kandidat vaksin CanSino, Ad5-nCOV, merupakan satu dari segelintir vaksin yang memberikan harapan dalam uji klinis pada manusia. 

Vaksin tersebut juga bersiap untuk uji coba tahap akhir, bersama dengan proyek yang melibatkan Moderna Inc, BioNTech SE dan Inovio Pharmaceuticals Inc.

4. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm

Pada 1940, Institut Teknologi Beijing (BIT) merupakan universitas sains dan teknik pertama didirikan di Yan'an oleh Partai Komunis China.

Sementara, China National Pharmaceutical Group Co, Ltd (Sinopharm) adalah grup perusahaan kesehatan terbesar milik negara di bawah Komisi Pengawasan Aset dan Administrasi (SASAC). 

Sinopharm memiliki lebih dari 1.100 anak perusahaan dan 6 perusahaan yang terdaftar yaitu Sinopharm Group Co, Ltd (Sinopharm Holding). 

Sementara, vaksin buatan mereka menggunakan platform inactivated dengan target virus SARS-CoV2. Untuk vaksin virus corona Covid-19  yang sudah menjalani fase 3 WHO memberikan kode ChiCTR2000034780. 

Selain vaksin yang sudah menjalani uji klinis fase 3, Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm juga tengah melakukan uji klinis fase 1/2 dengan kode vaksin ChiCTR2000032459.

5. Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical/ Institute of Microbiology, Chinese Academy of Sciences

Institut ini berdiri pada 3 Desember 1958 dan berfokus pada riset mengenai mikrobiologi. 

Kandidat vaksin virus corona yang dikembangkan oleh sebuah unit Produk Biologi Zhifei Chongqing China pun kini telah masuk ke tahap uji klinis tahap kedua. 

Perusahaan itu tidak memberikan perincian desain uji coba atau hasil uji klinis tahap pertama.

Baca Juga: AS catat lebih dari 1.000 kematian akibat virus corona untuk dua hari berturut-turut

6. Institute of Medical Biology, Chinese Academy of Medical Sciences

Institute of Medical Biology (IMB) memfokuskan portofolio penelitiannya tentang penyakit manusia. Institut ini bagian dari Chinese Academy of Medical Sciences yang fokus terhadap pengembangan vaksin dari penyakit menular. 

Sementara kandidat vaksin virus corona dari institut ini berhasil melewati uji klinis tahap pertama dan masuk ke tahap kedua.

7.  Clover Biopharmaceuticals Inc./GSK/Dynavax

Clover Biopharmaceuticals Inc. merupakan perusahaan bioteknologi yang berbasis di China dan berfokus pada pengembangan terapi secara biologi untuk kanker dan penyakit autoimun. 

Kandidat vaksin milik perusahaan ini kini telah berhasil melewati uji klinis tahap pertama.

8. People's Liberation Army (PLA) Academy of Military Sciences/Walvax Biotech

Akademi yang berdiri pada 1958 ini merupakan lembaga penelitian tingkat tertinggi dari PLA China. 

Kini, kandidat vaksin virus corona dari akademi ini berhasil melewati tahap pertama uji klinis. 

Baca Juga: Mengenal Sinovac, perusahaan China yang kirim vaksin corona ke Indonesia

Amerika Serikat

9. Novavax

Novavax merupakan perusahaan bioteknologi yang berfokus pada penemuan, pengembangan, dan komersialisasi vaksin inovatif untuk mencegah penyakit menular yang serius.

Perusahaan ini telah memiliki lebih dari satu dekade pengalaman dalam menghadapi beberapa penyakit paling menular di dunia, termasuk Covid-19, influenza, RSV, Ebola, MERS, dan SARS. 

Sementara, vaksin buatan perusahaan ini telah memasuki tahap kedua uji klinis. Kemajuan uji klinis merupakan tanda positif dalam pengembangan obat, meski bukan jaminan vaksin pada akhirnya akan berhasil.

10. Moderna

Berdiri pada 2010, Moderna, Inc. merupakan perusahaan bioteknologi yang berpusat di Cambridge, Massachusetts, dengan berfokus pada penemuan obat dan pengembangan obat berdasarkan RNA duta (mRNA).

Perusahaan ini menciptakan mRNA sintetis yang dapat disuntikkan ke tubuh pasien untuk membantu pasien membuat terapi sendiri. Pada Januari 2020, Moderna bermitra dengan Wuhan Institute untuk mengembangkan vaksin virus corona. 

Moderna adalah yang pertama kali memulai pengujian vaksin virus corona baru, SARS-CoV-2, pada manusia. Pengujian ini dilakukan pada 16 Maret lalu, sekitar 66 hari setelah urutan genom virus dirilis.

Sementara itu, perusahaan bioteknologi ini mengatakan akan memasuki tahap akhir uji coba manusia untuk vaksin COVID-19 pada 27 Juli. 

11. Inovio Pharmaceuticals/ International Vaccine Institute

Inovio adalah perusahaan bioteknologi yang berfokus pada pemasaran obat-obatan terkait HPV, kanker, dan penyakit menular.

Inovio Pharmaceuticals telah melaporkan hasil positif dalam uji klinis tahap I dari kandidat vaksin Covid-19, INO-4800.

12. Kentucky Bioprocessing, Inc

Perusahaan ini berlokasi di Owensboro, KY, AS dan bagian dari Pharmaceutical Manufacturing Industry. 

Perusahaan ini mengklaim tengah mengembangkan vaksin virus corona menggunakan tembakau. 

Saat ini kandidat vaksin perseroan telah melewati tahap pertama uji klinis dan masuk ke tahap kedua.

Baca Juga: Wall Street menguat, kinerja emiten S&P 500 lebih baik daripada prediksi

Jerman

13. BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer

BioNTech merupakan perusahaan bioteknologi yang berfokus pada jenis perawatan untuk tumor dan kanker. 

Perusahaan yang berbasis di Jerman ini fokus pada pengembangan terapi penyakit kanker, termasuk imunoterapi individual, serta vaksin untuk penyakit menular, termasuk Covid-19. 

BioNTech dan Pfizer yang berbasis di Jerman bersama-sama mengembangkan empat vaksin potensial.

AS akan membayar Pfizer  dan BioNTech 1,95 miliar dollar AS untuk memproduksi 100 juta dosis vaksin Covid-19 mereka jika terbukti aman dan efektif.

14. Curevac

Berdiri tahun 2000, perusahaan yang berbasis di Jerman ini berfokus pada pengobatan untuk kanker dan penyakit langka serta pengembangan terapi antibodi dan vaksin prophylactic. 

Kandidat vaksin dari Curevac pun kini telah berhasil melewati tahap pertama uji klinis. 

Inggris

15. Imperial College London

Imperial College London adalah sepuluh universitas top dunia dengan reputasi internasional. Pada 1907, Imperial College didirikan dengan menggabungkan Royal College of Science , Royal School of Mines , dan City and Guilds College .

Kemudian, pada 1988, sekolah kedokteran Imperial College dibentuk dengan menggabungkan sekolah kedokteran Rumah Sakit St Mary . 

Kandidat vaksin virus corona ini telah memasuki uji klinis tahap kedua. 

Fase terbaru dari penelitian ini akan mendaftarkan 105 peserta berusia 18-75 yang akan diberikan satu dari tiga dosis kandidat vaksin di sebuah fasilitas di London barat. 

Baca Juga: Rupiah diprediksi kembali menguat hari ini Kamis (23/7), simak faktor penyokongnya

16. AstraZeneca/Oxford University

AstraZeneca PLC adalah perusahaan farmasi yang berbasis di Cambridge , Inggris. Perusahaan yang didirikan pada 1999 ini berfokus untuk penyakit kanker, kardiovaskular , pencernaan , infeksi, ilmu saraf , pernapasan dan peradangan. 

Kandidat vaksin virus corona University of Oxford/AstraZeneca ini sama dengan platform untuk vaksin untuk wabah MERS, influenza, TB, Chikungunya, Zika, MenB. 

Vaksin tersebut telah masuk ke tahap akhir dari uji coba klinis sebelum vaksin virus corona mendapatkan lisensi untuk bisa diproduksi secara massal. 

Australia

17. Vaxine Pty Ltd/Medytox

Vaxine didirikan pada 2002 yang berfokus pada pengembangan teknologi vaksin inovatif, dengan produk utamanya adalah adjuvan inulin delta Advax.

Beberapa pengembangan kandidat vaksin untuk manusia adalah vaksin influenza musiman dan pandemi, Covid-19, hepatitis B, ensefalitis Jepang, malaria, rabies, dan alergi. 

Pada awal Juli lalu, Vaxine memulai uji klinis kandidat vaksin virus corona kepada manusia di Adelaide, Australia. 

18. University of Queensland/CSL/Seqirus

Universitas ini berdiri pada 1909 dan menyandang status sebagai universitas tertua di negara bagian. 

Sementara Seqirus merupakan perusahaan pembuat vaksin influenza dan merespons terhadap ancaman pandemik. 

Vaksin virus corona hasil kolaborasi keduanya pun telah berhasil melewati tahap pertama uji klinis. 

Baca Juga: Net sell asing terus terjadi, analis: Akan melandai bila kasus corona bisa direm

India

19. Zydus Cadila

Perusahaan ini didirikan pada 1952 oleh Ramanbhai B. Patel, pengusaha generasi pertama di bidang Farmasi India.

Kini, perusahaan telah memproduksi kandidat vaksin virus corona untuk uji coba tahap 1 dan 2.

20. Bharat Biotech

Bharat Biotech mulai beroperasi pada 1996 ketika Dr. Krishna M. Ella dan Suchitra Ella kembali dari AS untuk mendirikan sebuah perusahaan yang didedikasikan untuk menciptakan vaksin inovatif dan bio-terapi.

Saat ini, Bharat Biotech memiliki lebih dari 160 paten. Bharat Biotech akan menyelesaikan skrining tahap pertama uji klinis manusia untuk vaksin Covid-19 pada akhir Juli dan mulai memberikan dosis awal pada awal Agustus. 

Jepang

21. Osaka University/ AnGes/ Takara Bio

Berdiri tahun 1931, Universitas Osaka merupakan universitas ke-6 paling moderen di Jepang. 

Sementara Takara Bio adalah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Jepang yang berfokus pada penanganan virus, sel, dan protein. 

Vaksin virus corona buatan mereka pun telah masuk ke dalam tahap pertama uji klinis. 

Baca Juga: Vaksin Korona Instan

Korea Selatan

22. Genexine Consortioum

Perusahaan yang berbasis di Korea Selatan ini bergerak di bidang bioteknologi terutama inovasi untuk imunoterapi. 

Saat ini, kandidat vaksin virus corona milik mereka berhasil melewati uji klinis tahap pertama dan sedang masuk ke uji klinis tahap kedua. 

Rusia

23. Gamaleya Research Institute

Institut yang berbasis di Rusia ini diberi nama sesuai dengan ahli mikrobiologi dan vaksin asal Uni Soviet dan Ukraina Nikolay Gamaleya. 

Kandidat vaksin virus corona milik institut ini berhasil melewati tahap pertama uji klinis. 

Pada awalnya, terdapat 38 orang yang berpartisipasi dalam uji klinis dan diisolasi di dua rumah sakit di Moskow. 

Kanada

24. Medicago Inc. 

Perusahaan yang berdiri pada 1999 ini berbasis di Quebec, Kanada. Medicago berfokus pada pengembangan vaksin dan terapi terutama untuk imunoterapi. 

Saat ini, kandidat vaksin virus corona dari perusahaan ini telah berhasil melewati tahap pertama uji klinis. 

Baca Juga: Simak sentimen yang akan membayangi arah IHSG hingga akhir tahun




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×