kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sudah sembuh, 91 pasien di Korea kembali positif virus corona


Sabtu, 11 April 2020 / 11:34 WIB
Sudah sembuh, 91 pasien di Korea kembali positif virus corona
ILUSTRASI. Seorang pria mengambil gambar di dekat jalan pohon sakura, yang ditutup untuk menghindari penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Seoul, Korea Selatan, 1 April 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan pada Jumat (10/4) melaporkan 91 pasien yang sembuh dari virus corona baru kembali positif Covid-19. Angka ini meningkat dibanding Senin (6/4) yang baru 54 kasus.

Jeong Eun-kyeong, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC), mengatakan, kemungkinan virus corona "aktif kembali" dibanding pasien terinfeksi ulang.

Tapi, para pejabat kesehatan Korea Selatan menyebutkan, masih belum jelas apa yang terjadi di balik tren pasien sembuh terjangkit virus corona lagi. Penyelidikan epidemiologis masih berlangsung.

Baca Juga: Di tengah upaya setop gelombang infeksi kedua, kasus corona di China naik

Prospek orang yang terinfeksi ulang oleh virus corona menjadi perhatian internasional. Sebab, banyak negara berharap, populasi yang terinfeksi akan mengembangkan kekebalan yang cukup untuk mencegah kebangkitan pandemi.

Hampir 7.000 warga Korea Selatan telah pulih sepenuhnya dari Covid-19. "Jumlahnya akan meningkat, 91 hanyalah awal," kata Kim Woo-joo, profesor penyakit menular di Rumahsakit Guro Universitas Korea.

Menurut Kim, pasien yang sembuh dari virus corona kemungkinan "kambuh" daripada terinfeksi ulang.

Baca Juga: Kasus positif corona di AS sudah melampaui setengah juta orang

Hanya, para ahli kesehatan lainnya mengungkapkan, hasil tes juga bisa salah, atau sisa-sisa virus masih ada di sistem pasien tetapi tidak menular atau membahayakan diri atau orang lain.

"Ada interpretasi yang berbeda dan banyak variabel," kata Jung Ki-suck, profesor kedokteran paru di Hallym University Sacred Heart Hospital. "Pemerintah perlu membuat tanggapan untuk masing-masing variabel ini".


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×