kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.294.000   -9.000   -0,39%
  • USD/IDR 16.610   32,00   0,19%
  • IDX 8.237   -13,64   -0,17%
  • KOMPAS100 1.129   -1,93   -0,17%
  • LQ45 794   -5,92   -0,74%
  • ISSI 294   2,11   0,72%
  • IDX30 416   -2,87   -0,69%
  • IDXHIDIV20 468   -4,37   -0,92%
  • IDX80 124   -0,46   -0,36%
  • IDXV30 134   -0,22   -0,17%
  • IDXQ30 130   -1,17   -0,90%

Sukacita di Israel dan Gaza Setelah Kesepakatan Gencatan Senjata Diumumkan


Kamis, 09 Oktober 2025 / 19:26 WIB
Sukacita di Israel dan Gaza Setelah Kesepakatan Gencatan Senjata Diumumkan
ILUSTRASI. A dove symbol of peace, in the colours of the Palestinian flag, is seen on a shirt as protesters take part in a march and rally organised by Palestine Solidarity Campaign, highlighting British companies’ involvement in manufacturing F-35 fighter jets used in Gaza, and demanding an arms embargo on Israel, outside the corporate offices of Lockheed Martin, in Havant, Britain, October 8, 2025. REUTERS/Toby Melville


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JERUSALEM/CAIRO. Warga Israel dan Palestina menyambut dengan gembira pada Kamis (9/10/2025) setelah diumumkannya kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, yang menjadi fase pertama dari inisiatif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.

Konflik ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan mengubah dinamika politik di Timur Tengah.

Kedua pihak yang berseberangan itu telah menyatakan dukungan terhadap kesepakatan tersebut dan dijadwalkan menandatanganinya di Sharm el-Sheikh, Mesir, sekitar pukul 12.00 waktu setempat (09.00 GMT).

Baca Juga: Warga Gaza Sambut Gencatan Senjata dengan Sukacita Setelah Dua Tahun Perang

Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi apakah penandatanganan telah dilakukan.

Penduduk Gaza melaporkan masih terdengar serangkaian serangan udara di Kota Gaza pada waktu yang berdekatan dengan jadwal penandatanganan.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan gencatan senjata akan berlaku setelah disetujui oleh pemerintah Israel, yang akan menggelar rapat kabinet keamanan pada pukul 17.00 waktu setempat.

Gencatan Senjata, Penarikan Pasukan, dan Pembebasan Sandera

Berdasarkan kesepakatan tersebut pertempuran akan dihentikan, Israel akan menarik sebagian pasukannya dari Gaza, dan Hamas akan membebaskan para sandera yang ditangkap dalam serangan dua tahun lalu, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.

Baca Juga: Gaza Menuju Damai? Ini Isi Kesepakatan Gencatan Senjata yang Diumumkan Trump

Sumber yang mengetahui isi kesepakatan mengatakan, pasukan Israel akan mulai ditarik dalam waktu 24 jam setelah penandatanganan.

Seorang pejabat Israel menyebut pembebasan seluruh 20 sandera Israel yang diyakini masih hidup di Gaza diperkirakan terjadi pada Minggu atau Senin.

Sebanyak 26 sandera lainnya dinyatakan tewas, sementara nasib dua orang masih belum diketahui.

Hamas mengindikasikan bahwa proses pencarian jenazah masih berlangsung di berbagai wilayah Gaza.

Kabar kesepakatan tersebut disambut sorak sorai oleh warga Palestina dan keluarga sandera Israel.

Di Gaza, di tengah reruntuhan akibat pengeboman, warga turun ke jalan-jalan sambil bersorak.

“Alhamdulillah atas gencatan senjata ini, atas berakhirnya pertumpahan darah,” ujar Abdul Majeed Abd Rabbo di Khan Younis, Gaza bagian selatan.

“Seluruh Gaza bersyukur, seluruh dunia Arab bersyukur, dunia pun bersyukur atas berakhirnya perang ini.”

Baca Juga: Harga Minyak Melemah pada Kamis (9/10), Gencatan Senjata Gaza Menurunkan Premi Risiko

Di Tel Aviv, Einav Zaugauker ibu dari Matan, salah satu sandera menangis bahagia di “Hostages Square”, tempat keluarga sandera selama dua tahun terakhir berkumpul menuntut pembebasan kerabat mereka.

“Saya tidak bisa bernapas... ini seperti mimpi,” ujarnya dengan suara bergetar. “Saya hanya ingin memeluk dan mengatakan bahwa saya mencintainya.”

Meski demikian, warga Gaza melaporkan serangan udara Israel masih berlanjut di beberapa wilayah pada Kamis pagi.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat sedikitnya sembilan warga Palestina tewas dalam 24 jam terakhir, angka yang lebih rendah dibanding pekan-pekan sebelumnya.

Keberhasilan Diplomatik bagi Trump

Kesepakatan ini tercapai sehari setelah peringatan dua tahun serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang. Kesepakatan ini menjadi fase pertama dari rencana 20 poin yang digagas Presiden Trump.

Langkah ini menuai dukungan luas dari negara-negara Arab dan Barat, serta dipandang sebagai capaian diplomatik besar bagi Trump.

“Ini hari yang luar biasa bagi dunia Arab, Muslim, Israel, negara-negara sekitar, dan Amerika Serikat. Kami berterima kasih kepada para mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki yang telah bekerja keras menjadikan peristiwa bersejarah ini nyata,” tulis Trump di media sosialnya.

“BLESSED ARE THE PEACEMAKERS!”

Negara-negara Barat dan Arab juga menggelar pertemuan di Paris untuk membahas pembentukan pasukan penjaga perdamaian internasional dan bantuan rekonstruksi bagi Gaza pasca-perang.

Baca Juga: Trump: Israel dan Hamas Capai Kesepakatan Awal untuk Akhiri Perang Gaza

Namun, sejumlah isu krusial masih belum terselesaikan, termasuk mekanisme pemerintahan Gaza setelah perang dan nasib Hamas, yang menolak menyerahkan senjatanya.

Netanyahu menyebut kesepakatan ini sebagai “keberhasilan diplomatik dan kemenangan moral bagi Israel.”

Namun, faksi sayap kanan dalam koalisinya menentang keras perjanjian dengan Hamas.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menegaskan Hamas harus dihancurkan setelah para sandera dikembalikan, meski ia tidak mengancam akan menarik dukungan terhadap pemerintah.

Lebih dari 67.000 warga Palestina telah tewas sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza dua tahun lalu, setelah Hamas dan kelompok bersenjata lain menyerbu kota-kota di Israel dan menewaskan sekitar 1.200 orang serta menculik 251 sandera.

Di sisi lain, kampanye militer Israel terhadap Hamas, Hezbollah di Lebanon, dan Iran telah mengubah peta geopolitik kawasan.

Namun, meningkatnya kecaman internasional terhadap aksi militer Israel membuat negara itu semakin terisolasi secara diplomatik.

Fase berikutnya dari rencana Trump akan membentuk badan internasional, dipimpin oleh Trump sendiri dan termasuk mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair untuk mengelola administrasi Gaza pasca-perang.

Negara-negara Arab menegaskan proses ini harus menuju pada pembentukan negara Palestina merdeka, meski Netanyahu menegaskan hal itu “tidak akan pernah terjadi.”

Selanjutnya: IIF Borong Penghargaan, Laba Bersih Naik 27% di Semester I-2025

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut Sehat dan Kuat, Cari Tahu Yuk!




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×