Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Parlemen, yang didominasi oleh pendukung pemerintah, memberikan suara pada hari Kamis untuk menunda pengambilan keputusan apakah akan mengubah konstitusi atau sebaliknya.
Para pengunjuk rasa dan anggota parlemen oposisi menuduh badan legislatif mencoba mengulur waktu.
Pada akhir pekan lalu, puluhan ribu pengunjuk rasa bergabung untuk menyerukan reformasi monarki.
Raja, yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Eropa, melakukan kunjungan langka ke Thailand pada hari Kamis untuk upacara penghormatan kepada kakeknya, Pangeran Mahidol Adulyadej.
Baca Juga: Plakat yang menargetkan Raja Thailand disita, plakat online beredar luas
Warong Dechgitvigrom, yang memimpin aksi unjuk rasa ke parlemen dengan ratusan anggota kerajaan pada Rabu untuk menentang perubahan konstitusi. Dia mengatakan, tagar yang sedang tren itu merupakan bukti kolusi dengan orang asing yang tengah mencari dominasi atas Thailand.
"Kerajaan Thailand adalah jiwa bangsa. Jika ini dilemahkan, akan menimbulkan konflik dan memudahkan mereka untuk ikut campur. Mayoritas masyarakat Thailand tidak menginginkan republik," jelasnya kepada Reuters.